Keluarga Tewas dalam Longsor di Trenggalek, Meninggal Tanpa Harapan
Jawa Timur, CNN Indonesia - Kejadian longsor yang terjadi di Dusun Banaran, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu (1/11) malam ini menyebabkan kematian empat orang keluarga. Empat orang itu adalah Ayah: Syarif (60 tahun), Ibu: Welas (53 tahun), Anak: Rohman (15 tahun), dan Adik: Fajar (19 tahun).
Kata Nanang Sigit, Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, tim SAR gabungan berhasil menemukan satu korban hidup dalam kondisi stabil. Namun, pada hari kedua, Minggu (2/11) pagi nanti, keempat keluarga tersebut ditemukan meninggal.
"Kami melakukan operasi pencarian dan pertolongan korban sejak hari pertama. Pada 23.50 WIB hari pertama, kami berhasil menemukan satu korban hidup. Kemudian di hari kedua, pada pukul 00.05 WIB, 00.15 WIB, 09.00 WIB, dan 09.30 WIB, keempat keluarga tersebut ditemukan meninggal," ujar Nanang.
Pencarian dilakukan secara manual dengan menggunakan alat sederhana seperti cangkul dan sekop. Namun, tim SAR menghadapi beberapa kendala di lapangan, seperti minimnya penerangan pada malam hari dan risiko longsor susulan.
"Kami menempatkan safety officer untuk mengawasi keamanan tim di lapangan. Petugas ini bertugas memberikan peringatan apabila muncul tanda-tanda bahaya," ujarnya.
Kejadian ini memangkinkan kita untuk menyadari pentingnya kesadaran dan pencegahan longsor di daerah tersebut.
Jawa Timur, CNN Indonesia - Kejadian longsor yang terjadi di Dusun Banaran, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu (1/11) malam ini menyebabkan kematian empat orang keluarga. Empat orang itu adalah Ayah: Syarif (60 tahun), Ibu: Welas (53 tahun), Anak: Rohman (15 tahun), dan Adik: Fajar (19 tahun).
Kata Nanang Sigit, Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, tim SAR gabungan berhasil menemukan satu korban hidup dalam kondisi stabil. Namun, pada hari kedua, Minggu (2/11) pagi nanti, keempat keluarga tersebut ditemukan meninggal.
"Kami melakukan operasi pencarian dan pertolongan korban sejak hari pertama. Pada 23.50 WIB hari pertama, kami berhasil menemukan satu korban hidup. Kemudian di hari kedua, pada pukul 00.05 WIB, 00.15 WIB, 09.00 WIB, dan 09.30 WIB, keempat keluarga tersebut ditemukan meninggal," ujar Nanang.
Pencarian dilakukan secara manual dengan menggunakan alat sederhana seperti cangkul dan sekop. Namun, tim SAR menghadapi beberapa kendala di lapangan, seperti minimnya penerangan pada malam hari dan risiko longsor susulan.
"Kami menempatkan safety officer untuk mengawasi keamanan tim di lapangan. Petugas ini bertugas memberikan peringatan apabila muncul tanda-tanda bahaya," ujarnya.
Kejadian ini memangkinkan kita untuk menyadari pentingnya kesadaran dan pencegahan longsor di daerah tersebut.