DKPP Dijadikan Sanksi Terlalu Lunak, TePI Mendesak DPR Tindak Lanjut
Putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) telah menimbulkan kontroversi di kalangan publik dan lembaga pemilu. Sebagai koordinator komite pemilih Indonesia, Jeirry Sumampow menilai putusannya terlalu lunak menghadapi kasus plesiran penggunaan jet pribadi senilai Rp90 miliar.
Jeirry percaya sanksi yang diberikan oleh DKPP pada komisioner KPU tidak sebanding dengan beratnya pelanggaran etik yang dilakukan. Ia menegaskan, publik berhak mempertanyakan dasar moral dan rasionalitas DKPP dalam menjatuhkan sanksi yang begitu lunak.
"Putusan ini terlalu ringan dan tidak sebanding dengan beratnya pelanggaran etik yang dilakukan," ujarnya.
Dalam konteks ini, TePI menilai langkah Komisi II DPR yang memanggil komisioner KPU patut diapresiasi. Namun, Jeirry menekankan agar DPR tidak berhenti pada tahap klarifikasi semata. Ia menyebutkan beberapa langkah yang bisa diambil DPR untuk menegakkan akuntabilitas KPU, seperti merekomendasikan presiden untuk mengevaluasi integritas komisioner KPU dan membentuk panja atau pansus untuk menyelidiki penggunaan anggaran.
"Demokrasi Indonesia tidak boleh dibiarkan dikendalikan oleh lembaga yang mengabaikan tanggung jawab etik dan moral di hadapan publik," pungkas Jeirry.
Putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) telah menimbulkan kontroversi di kalangan publik dan lembaga pemilu. Sebagai koordinator komite pemilih Indonesia, Jeirry Sumampow menilai putusannya terlalu lunak menghadapi kasus plesiran penggunaan jet pribadi senilai Rp90 miliar.
Jeirry percaya sanksi yang diberikan oleh DKPP pada komisioner KPU tidak sebanding dengan beratnya pelanggaran etik yang dilakukan. Ia menegaskan, publik berhak mempertanyakan dasar moral dan rasionalitas DKPP dalam menjatuhkan sanksi yang begitu lunak.
"Putusan ini terlalu ringan dan tidak sebanding dengan beratnya pelanggaran etik yang dilakukan," ujarnya.
Dalam konteks ini, TePI menilai langkah Komisi II DPR yang memanggil komisioner KPU patut diapresiasi. Namun, Jeirry menekankan agar DPR tidak berhenti pada tahap klarifikasi semata. Ia menyebutkan beberapa langkah yang bisa diambil DPR untuk menegakkan akuntabilitas KPU, seperti merekomendasikan presiden untuk mengevaluasi integritas komisioner KPU dan membentuk panja atau pansus untuk menyelidiki penggunaan anggaran.
"Demokrasi Indonesia tidak boleh dibiarkan dikendalikan oleh lembaga yang mengabaikan tanggung jawab etik dan moral di hadapan publik," pungkas Jeirry.