Aku pikir ini bikin kita penasaran, pas kalau Pertamina bilang pasar di Indonesia ketat 20 persen, tapi apa sih kondisi pasar di luar negeri?

Perusahaan asing seperti Shell dan ExxonMobil, mereka bagaimana caranya menghadapi ketatnya pasar di Indonesia?
Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya, penggunaan solar nonsubsidi di Indonesia meningkat 300% dalam 5 tahun terakhir, tapi penjualan yang dilakukan oleh Pertamina hanya sekitar 20 persen saja.
Aku juga curious, apa sih strategi bisnis yang membuat Pertamina ingin menerapkan harga fluktuatif?

Bagaimana caranya mereka bisa meningkatkan laba setiap waktu?
Menurut data dari Lembaga Pengelolaan Infrastruktur Kementerian Energi dan Sumber Daya, biaya operasional Pertamina sekitar Rp 10 triliun per tahun, tapi pendapatan mereka hanya sekitar Rp 7 triliun.
Aku rasa ini menunjukkan bahwa ada kekurangan dalam sistem bisnis Pertamina, apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional?
