Tanjung Priok, Jakarta Utara. Akhirnya, Ahmadi Sahroni, anggota DPR nonaktif, muncul di hadapan warga Tanjung Priok usai lama menghilang setelah kasus penjarahan rumahnya terjadi pada gelombang demo 25-31 Agustus lalu. Di video yang tersebar di media sosial, Sahroni menyampaikan pendirian belakaunya.
"Saya alhamdulillah tidak korupsi," ujarnya dengan tulus. Semua orang membenci saya, semua orang mencari saya. Tapi saya percaya, Bapak Ibu tidak akan menemukan salah satu di antara kita. Saya hanya berbicara tentang kebenaran.
Menurut Sahroni, kasus penjarahan rumahnya telah dibingkai oleh orang-orang yang tidak memahami konteks politik. Dia menyesalkan karena foto keluarganya ikut digondol. Dia menyatakan bahwa dia tidak akan berbicara dengan orang-orang yang tidak memiliki pemahaman yang sama.
Sahroni kini tengah menjalani proses sidang dugaan pelanggaran etik di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) buntut penonaktifannya. Selain dia, empat nama lainnya yang menjalani sidang yakni Nafa Urbach, Eko Patrio, Uya Kuya, dan Adies Kadir.
Sementara itu, Bendahara Umum Partai NasDem itu menyatakan bahwa sebagian orang menganggap rumah Sahroni sebagai hasil pajak. Tapi, dia meyakini orang-orang yang menjarah rumahnya belum tentu bayar pajak.
"Saya alhamdulillah tidak korupsi," ujarnya dengan tulus. Semua orang membenci saya, semua orang mencari saya. Tapi saya percaya, Bapak Ibu tidak akan menemukan salah satu di antara kita. Saya hanya berbicara tentang kebenaran.
Menurut Sahroni, kasus penjarahan rumahnya telah dibingkai oleh orang-orang yang tidak memahami konteks politik. Dia menyesalkan karena foto keluarganya ikut digondol. Dia menyatakan bahwa dia tidak akan berbicara dengan orang-orang yang tidak memiliki pemahaman yang sama.
Sahroni kini tengah menjalani proses sidang dugaan pelanggaran etik di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) buntut penonaktifannya. Selain dia, empat nama lainnya yang menjalani sidang yakni Nafa Urbach, Eko Patrio, Uya Kuya, dan Adies Kadir.
Sementara itu, Bendahara Umum Partai NasDem itu menyatakan bahwa sebagian orang menganggap rumah Sahroni sebagai hasil pajak. Tapi, dia meyakini orang-orang yang menjarah rumahnya belum tentu bayar pajak.