RSUD Datu Beru Takengon Kembali Layani Pasien Cuci Darah Setelah Terhenti |Republika Online

RSUD Datu Beru Takengon Kembali Menangani Pasien Cuci Darah, Pasien Tak Masuk: "Kami Tidak Pernah Menolak Pasien"

RSUD Datu Beru Takengon di Kabupaten Aceh Tengah telah kembali menangani pasien cuci darah setelah menghadapi kendala stok obat habis akibat bencana alam yang melanda. Kondisi ini sempat memperburuk pelayanan pasien, dan rumah sakit diwakili Bupati Aceh Tengah berharap dapat menangani kondisi ini lebih baik lagi.

Menurut Perawat Ahli Cuci Darah RSUD Datu Beru, Diana Fitri, pasien cuci darah adalah pasien yang membutuhkan penanganan khusus dan rutin untuk tindakan hemodialisa atau cuci darah. Jika tidak mendapatkan tindakan medis tersebut segera, pasien dapat mengalami kondisi serius seperti sesak napas, pembengkakan tubuh, gelisah hingga kejang.

"Kami telah menangani sekitar 30 tindakan cuci darah untuk 30 pasien setiap hari, dengan total pasien yang ditangani mencapai 90 orang. Namun, kami tidak ingin membiarkan pasien mengalami kondisi serius ini," kata Diana Fitri.

Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, menyatakan bahwa beberapa pasien cuci darah sempat mendatangi pendopo bupati untuk melaporkan kondisi kritis mereka. Setelah berkoordinasi dengan Kemenkes RI, bantuan obat dan peralatan cuci darah segera dikirim ke Aceh Tengah.

"Obat-obatan dan peralatan cuci darah langsung dikirim dan tiba di Aceh Tengah. Kami sangat berterima kasih," ujarnya.

Direktur RSUD Datu Beru, Gusnarwin, mengungkapkan bahwa meskipun stok obat-obatan telah mencukupi untuk sementara waktu, rumah sakit masih menghadapi tantangan operasional di tengah situasi darurat ini. Banyak staf yang tinggal jauh dari rumah sakit menghadapi kesulitan transportasi akibat keterbatasan BBM.

"Kami memaksimalkan staf yang tinggal dekat dengan rumah sakit," kata Gusnarwin.
 
Wow, pasien cuci darah di RSUD Datu Beru Takengon kembali bisa mendapatkan perawatan yang tepat πŸ’ŠπŸ₯, itu sangat penting untuk mereka yang membutuhkan perawatan khusus. Interesting, staf RSUD Datu Beru harus bekerja keras untuk menghadapi kesulitan transportasi akibat keterbatasan BBM πŸšŒπŸ’¨.
 
aku rasa pelayanan di rsud datu beru takengon semakin makin mengecewakan, pasien cuci darah itu nggak bisa mendapatkan perawatan yang tepat karena stok obat habis dan bantuan lama juga tidak langsung. aku pikir ini adalah kesalahan utama dari pemerintah dan aparat setempat. mungkin mereka harusnya lebih berhati-hati dalam mengelola sumber daya untuk pasien yang membutuhkan perawatan khusus seperti cuci darah. tapi, aku senang sekali dengan bantuan obat dan peralatan yang dikirim oleh kemenkes RI. itu menunjukkan bahwa mereka benar-benar peduli dengan keselamatan dan kesehatan pasien. aku harap rumah sakit ini bisa beroperasi lebih stabil lagi dan pasien cuci darah bisa mendapatkan perawatan yang tepat dan waktu yang tepat. πŸ™πŸ’Š
 
gak bisa percaya kalau ada pasien cuci darah di Aceh Tengah lagi, gini dia dia sama kondisi yang sama 😱. kenapa lagi stok obat habis? sih bencana alam bukan? bagaimana caranya nanti jika terjadi lagi? dan apa itu kemudian yang akan dilakukan? harusnya ada rencana untuk mencegah hal ini di masa depan πŸ€”.
 
gk sabar banget dengerin kondisi pasien cuci darah di RSUD Datu Beru, itu kondisi yang benar-benar serius! pasien cuci darah membutuhkan perawatan khusus dan rutin, jadi harus segera menangani pasien ini dengan baik. Bupati Aceh Tengah harus dipuji karena cepat mengirim bantuan obat dan peralatan cuci darah, itu penting banget! tapi, gk percaya staf rumah sakit masih banyak yang kesulitan transportasi akibat keterbatasan BBM, itu ada apa sih? harus diatasi dulu, karena pasien cuci darah membutuhkan perawatan yang tepat dan cepat. πŸ™πŸ’Š
 
πŸ€” Lalu, apa yang bisa dijadikan solusi untuk masalah ini? Mungkin perlu dibangun lebih banyak fasilitas penyediaan bahan bakar atau sistem transportasi umum yang bisa mengatasi kesulitan akibat keterbatasan BBM ya... πŸš—πŸ’¨

Saya pikir penting juga untuk meningkatkan kemampuan staf di rumah sakit dengan memberikan pelatihan atau program pensiun yang lebih baik, biar mereka tidak perlu berpikiran panjang lebar saat harus menghadapi situasi darurat seperti ini... πŸ€πŸ»πŸ’‘
 
Kemarin aku lihat kabar tentang RSUD Datu Beru Takengon dan pasien cuci darah, aku rasa jangan sabar banget aki! Kondisi krisis itu memang memperburuk pelayanan pasien, tapi gini juga ada orang yang tidak mau menolak pasien cuci darah. Saya rasa apa yang penting adalah kita harus terus mendukung dan berdonasi untuk membantu RSUD Datu Beru Takengon agar sembuh dari kesulitan ini πŸ€•πŸ’‰

Saya lihat pula kabar bahwa Bupati Aceh Tengah dan Kemenkes RI sudah mengirim bantuan obat dan peralatan cuci darah, itu sangat baik! Saya rasa gini juga akan membantu meningkatkan kualitas layanan pasien di RSUD Datu Beru Takengon. Aku berharap staf medis di rumah sakit bisa terus bekerja dengan semangat dan profesional πŸ˜ŠπŸ‘¨β€βš•οΈ

Dan yang paling penting, kita harus selalu mengingatkan diri kita untuk mencari bantuan jika memerlukan. Jangan sabar-sabar banget aki! πŸ™πŸ’–
 
Gak percaya aja kalau pasien cuci darah di RSUD Datu Beru Takengon akhirnya bisa diperlakukan dengan baik lagi πŸ€”. Pertama-tama, apa kira-kira penyebab stok obat habis itu? Mungkin perlu dilakukan evaluasi kembali tentang manajemen obat-obatan di rumah sakit tersebut. Saya juga penasaran apa yang dibicarakan oleh Bupati Aceh Tengah tentang kesulitan transportasi untuk staf yang tinggal jauh dari rumah sakit 🚌.

Tapi, terima kasih ya buat informasinya, dan semoga pasien cuci darah di RSUD Datu Beru Takengon bisa mendapatkan perawatan yang tepat dan efektif πŸ™.
 
kembali
Top