Robinhood, salah satu perusahaan layanan keuangan Amerika Serikat yang terkenal dengan layanannya tanpa biaya, resmi menambahkan Indonesia sebagai bagian dari impian ekspansi globalnya. Dengan akuisisi dua perusahaan nasional yakni PT Buana Capital dan PT Pedagang Aset Kripto, Robinhood berencana untuk memperluas jangkauannya ke pasar modal dan aset kripto di Indonesia.
Menurut Kepala Asia Robinhood, Patrick Chan, Indonesia menjadi pilihan strategis karena pertumbuhan yang signifikan dalam investor pasar modalnya. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada akhir Oktober 2025, terdapat 19 juta investor pasar modal dan 17 juta investor kripto di Indonesia. Indeks harga saham gabungan (IHSG) juga telah mengalami pertumbuhan sebesar 21,5 persen.
Akuisisi ini bertujuan untuk memberikan akses investasi global yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Presiden Direktur Buana Capital, Benny Hardiman Setiabrata, menilai bahwa akuisisi ini akan memperkuat ekosistem pasar modal Indonesia dan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di negara tersebut.
Robinhood juga berencana untuk terus melayani klien brokerage existing dengan produk keuangan Indonesia. Dalam jangka panjang, perusahaan tersebut berencana memperkenalkan layanan perdagangan yang telah mereka sediakan selama ini, termasuk akses ke saham AS, aset kripto global, dan instrumen internasional lainnya.
Namun, perlu diingat bahwa akuisisi Robinhood masih menunggu lampu hijau dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan otoritas lainnya. Edi Broto, Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Efek OJK, berharap nantinya Robinhood dapat patuh terhadap protokol lisensi lokal dan standar kelayakan untuk melindungi investor Indonesia.
Dengan masuknya Robinhood ke Indonesia, diharapkan akan meningkatkan persaingan, layanan yang lebih baik, biaya yang lebih efisien, diversifikasi produk yang lebih luas, dan transfer teknologi.
Menurut Kepala Asia Robinhood, Patrick Chan, Indonesia menjadi pilihan strategis karena pertumbuhan yang signifikan dalam investor pasar modalnya. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada akhir Oktober 2025, terdapat 19 juta investor pasar modal dan 17 juta investor kripto di Indonesia. Indeks harga saham gabungan (IHSG) juga telah mengalami pertumbuhan sebesar 21,5 persen.
Akuisisi ini bertujuan untuk memberikan akses investasi global yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Presiden Direktur Buana Capital, Benny Hardiman Setiabrata, menilai bahwa akuisisi ini akan memperkuat ekosistem pasar modal Indonesia dan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di negara tersebut.
Robinhood juga berencana untuk terus melayani klien brokerage existing dengan produk keuangan Indonesia. Dalam jangka panjang, perusahaan tersebut berencana memperkenalkan layanan perdagangan yang telah mereka sediakan selama ini, termasuk akses ke saham AS, aset kripto global, dan instrumen internasional lainnya.
Namun, perlu diingat bahwa akuisisi Robinhood masih menunggu lampu hijau dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan otoritas lainnya. Edi Broto, Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Efek OJK, berharap nantinya Robinhood dapat patuh terhadap protokol lisensi lokal dan standar kelayakan untuk melindungi investor Indonesia.
Dengan masuknya Robinhood ke Indonesia, diharapkan akan meningkatkan persaingan, layanan yang lebih baik, biaya yang lebih efisien, diversifikasi produk yang lebih luas, dan transfer teknologi.