Beli baju bekas <em>thrifting</em> semakin populer, tapi apakah kita sudah menyadari risiko kesehatannya? Banyak penelitian dan pakar medis menuturkan bahwa benda berbahan kain bisa menjadi media penyebaran bakteri, jamur, parasit, hingga virus tertentu.
Risiko penyakit akibat pakaian bekas yang tidak terjamin kebersihannya sangatlah serius. Salah satu risikonya adalah kudis atau <em>scabies</em>, merupakan infeksi kuti yang mudah berpindah melalui sentuhan, benda-tangan, atau pakaian bekas yang terkontaminasi. Gejala-gejalanya adalah rasa gatal intens yang semakin parah pada malam hari dan ruam merah serta bintil kecil di kulit. Penularan bisa terjadi hanya dengan menyentuh pakaian atau kain yang sudah terkontaminasi.
Penyakit akibat pakaian bekas lainnya adalah dermatofitosis atau <em>tinea</em>, merupakan infeksi jamur yang menyerang kulit, rambut, atau kuku. Jamur dermatoft mampu bertahan hidup pada pakaian, terutama dalam kondisi lembap dan tertumpuk dalam karung balpres. Bahkan saat mencoba baju <em>thrift</em> sebelum dibeli bisa meningkatkan risiko penularan tersebut.
Bisa jadi, ketika kita memilih pakaian bekas <em>thrifting</em>, kita juga mendapatkan penyakit menular yang berbahaya. Salah satu di antaranya adalah impetigo, merupakan infeksi bakteri yang dapat menyebabkan luka lepuh berisi cairan yang kemudian mengeras menjadi kerak berwarna kuning.
Kutu kepala dan kutu badan juga merupakan parasit yang mudah berpindah melalui pakaian, topi, jaket, atau aksesori bekas lainnya. Gejala penyakit akibat pakaian bekas ini diantaranya rasa gatal yang sangat mengganggu, luka garukan, dan iritasi kulit yang makin parah.
Jadi, jangan tergoda dengan harga murah dan tren beli baju bekas <em>thrifting</em>. Selalu memilih penjual terpercaya dan pastikan untuk selalu memahami risiko penyakit akibat pakaian bekas serta cara mengatasinya sebelum memutuskan membeli.
Risiko penyakit akibat pakaian bekas yang tidak terjamin kebersihannya sangatlah serius. Salah satu risikonya adalah kudis atau <em>scabies</em>, merupakan infeksi kuti yang mudah berpindah melalui sentuhan, benda-tangan, atau pakaian bekas yang terkontaminasi. Gejala-gejalanya adalah rasa gatal intens yang semakin parah pada malam hari dan ruam merah serta bintil kecil di kulit. Penularan bisa terjadi hanya dengan menyentuh pakaian atau kain yang sudah terkontaminasi.
Penyakit akibat pakaian bekas lainnya adalah dermatofitosis atau <em>tinea</em>, merupakan infeksi jamur yang menyerang kulit, rambut, atau kuku. Jamur dermatoft mampu bertahan hidup pada pakaian, terutama dalam kondisi lembap dan tertumpuk dalam karung balpres. Bahkan saat mencoba baju <em>thrift</em> sebelum dibeli bisa meningkatkan risiko penularan tersebut.
Bisa jadi, ketika kita memilih pakaian bekas <em>thrifting</em>, kita juga mendapatkan penyakit menular yang berbahaya. Salah satu di antaranya adalah impetigo, merupakan infeksi bakteri yang dapat menyebabkan luka lepuh berisi cairan yang kemudian mengeras menjadi kerak berwarna kuning.
Kutu kepala dan kutu badan juga merupakan parasit yang mudah berpindah melalui pakaian, topi, jaket, atau aksesori bekas lainnya. Gejala penyakit akibat pakaian bekas ini diantaranya rasa gatal yang sangat mengganggu, luka garukan, dan iritasi kulit yang makin parah.
Jadi, jangan tergoda dengan harga murah dan tren beli baju bekas <em>thrifting</em>. Selalu memilih penjual terpercaya dan pastikan untuk selalu memahami risiko penyakit akibat pakaian bekas serta cara mengatasinya sebelum memutuskan membeli.