Pada pertengahan abad ke-20, Nobel Prize mulai diberikan pada wanita yang menunjukkan prestasi cemerunggu di bidang sains. Sejak awal ketersediaan hadiah ini pada tahun 1901, sampai sekarang masih terdapat beberapa nama perempuan yang menerima penghargaan tersebut.
Terdapat dua perempuan yang memenangkan Nobel dalam bidang sains, yaitu Anne L'Huillier dan Mary E. Brunkow. Peneliti perempuan ini bekerja sama dengan ilmuwan laki-laki untuk menciptakan metode eksperimental yang menghasilkan denyut cahaya berdurasi attodetik dan mempelajari dinamika elektron dalam materi.
Anne L'Huillier, yang berbagi penghargaan tersebut bersama Pierre Agostini dan Ferenc Krausz, merupakan perempuan kelima yang menerima hadiah Nobel Fisika. Ia bekerja sebagai profesor fisika atom di Lund University, Swedia dan menggeluti fisika attodetik.
Peninggalan Anne L'Huillier selain penghargaan tersebut adalah penelitiannya yang membantu menerapkan pemanfaatan radiasi untuk menciptakan citra atau gambar dari struktur-struktur kecil.
Terdapat dua perempuan yang memenangkan Nobel dalam bidang sains, yaitu Anne L'Huillier dan Mary E. Brunkow. Peneliti perempuan ini bekerja sama dengan ilmuwan laki-laki untuk menciptakan metode eksperimental yang menghasilkan denyut cahaya berdurasi attodetik dan mempelajari dinamika elektron dalam materi.
Anne L'Huillier, yang berbagi penghargaan tersebut bersama Pierre Agostini dan Ferenc Krausz, merupakan perempuan kelima yang menerima hadiah Nobel Fisika. Ia bekerja sebagai profesor fisika atom di Lund University, Swedia dan menggeluti fisika attodetik.
Peninggalan Anne L'Huillier selain penghargaan tersebut adalah penelitiannya yang membantu menerapkan pemanfaatan radiasi untuk menciptakan citra atau gambar dari struktur-struktur kecil.