Pemerintah Indonesia diprediksi memiliki kemampuan besar untuk mencapai "Indonesia Emas 2045" dengan menggandeng kekayaan alam dan talenta generasi muda. Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, pemerintah punya modal yang cukup untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas di masa depan.
Di Reuni dan Seminar Nasional Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI), Nezar menyatakan bahwa generasi muda Indonesia harus diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan menghadapi tantangan yang ada. "Kita harus mempersiapkan generasi ke depan dengan pengetahuan yang cukup tentang teknologi ini," katanya.
Namun, perlu diingat bahwa Indonesia masih memiliki beberapa hambatan yang harus diatasi untuk mencapai target tersebut. Animo masyarakat terhadap pendidikan tinggi hanya sekitar 30 persen, dan biaya pendidikan tetap menjadi faktor utama penyebabnya.
Selain itu, penegakan hukum dan demokrasi juga masih menjadi masalah di Indonesia. Menurut pakar Hukum Tata Negara, Bivitri Susanti, kondisi RI saat ini tidak baik-baik saja, dan demokrasi sedang mengalami krisis.
Meskipun demikian, gerakan masyarakat sipil dan anak muda kritis masih menjadi oase di tengah kegelapan tersebut. Mereka terus berjuang untuk melawan "kegelapan" tersebut dengan cara solidaritas dan menjaga nilai-nilai demokrasi.
Dengan demikian, perlu dilakukan upaya yang serius untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan mencapai target Indonesia Emas 2045. Dengan menggandeng kekayaan alam dan talenta generasi muda, pemerintah dapat mengembangkan inovasi dan kreativitas di masa depan. Namun, perlu diingat bahwa ini adalah tanggung jawab historis bagi setiap pemimpin bangsa untuk memastikan setiap potensi yang dimiliki Indonesia dapat menghasilkan kemakmuran yang berkelanjutan bagi seluruh rakyat.
Di Reuni dan Seminar Nasional Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI), Nezar menyatakan bahwa generasi muda Indonesia harus diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan menghadapi tantangan yang ada. "Kita harus mempersiapkan generasi ke depan dengan pengetahuan yang cukup tentang teknologi ini," katanya.
Namun, perlu diingat bahwa Indonesia masih memiliki beberapa hambatan yang harus diatasi untuk mencapai target tersebut. Animo masyarakat terhadap pendidikan tinggi hanya sekitar 30 persen, dan biaya pendidikan tetap menjadi faktor utama penyebabnya.
Selain itu, penegakan hukum dan demokrasi juga masih menjadi masalah di Indonesia. Menurut pakar Hukum Tata Negara, Bivitri Susanti, kondisi RI saat ini tidak baik-baik saja, dan demokrasi sedang mengalami krisis.
Meskipun demikian, gerakan masyarakat sipil dan anak muda kritis masih menjadi oase di tengah kegelapan tersebut. Mereka terus berjuang untuk melawan "kegelapan" tersebut dengan cara solidaritas dan menjaga nilai-nilai demokrasi.
Dengan demikian, perlu dilakukan upaya yang serius untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan mencapai target Indonesia Emas 2045. Dengan menggandeng kekayaan alam dan talenta generasi muda, pemerintah dapat mengembangkan inovasi dan kreativitas di masa depan. Namun, perlu diingat bahwa ini adalah tanggung jawab historis bagi setiap pemimpin bangsa untuk memastikan setiap potensi yang dimiliki Indonesia dapat menghasilkan kemakmuran yang berkelanjutan bagi seluruh rakyat.