Warga Duyu Bangkit, Palu, Sulawesi Tengah, yang sebelumnya tinggal di tenda pengungsian setelah bencana Palu 2018, berhasil mengubah lahan bekas tempat pembuangan sampah menjadi kebun anggur. Hal ini menunjukkan bahwa program Reforma Agraria bukan hanya tentang penyertipikatan tanah, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan membantu tercipta kemandirian ekonomi.
Kebun anggur seluas 30x34 meter yang didirikan di atas tanah dipinjamkan oleh mertua salah satu petani, dibangun dari nol sekali. Awalnya, mereka hanya memiliki semangat untuk bangkit dan mendapatkan penghasilan, tetapi kemudian dengan bantuan Kementerian ATR/BPN, mereka berhasil meningkatkan produksi anggur dan mengembangkan usaha tersebut.
Kebun Anggur Duyu Bangkit telah menjadi Kampung Reforma Agraria binaan Kantor Pertanahan Kota Palu. Wisatawan datang untuk memetik anggur langsung dari kebun, sementara produk mereka dikirim hingga luar kota. Usaha ini tidak hanya memberikan penghasilan bagi petani, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
Ketua Kelompok Tani Duyu Bangkit, Saifuddin, mengungkap bahwa perjalanan mereka tidak mudah dan memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Ia sangat bersyukur atas bantuan Kementerian ATR/BPN yang membawa reforma agraria ke desanya pada tahun 2021.
"Reforma agraria bukan cuma soal tanah, tapi soal bagaimana tanah bisa membuat kami mandiri," ujarnya.
Kebun anggur seluas 30x34 meter yang didirikan di atas tanah dipinjamkan oleh mertua salah satu petani, dibangun dari nol sekali. Awalnya, mereka hanya memiliki semangat untuk bangkit dan mendapatkan penghasilan, tetapi kemudian dengan bantuan Kementerian ATR/BPN, mereka berhasil meningkatkan produksi anggur dan mengembangkan usaha tersebut.
Kebun Anggur Duyu Bangkit telah menjadi Kampung Reforma Agraria binaan Kantor Pertanahan Kota Palu. Wisatawan datang untuk memetik anggur langsung dari kebun, sementara produk mereka dikirim hingga luar kota. Usaha ini tidak hanya memberikan penghasilan bagi petani, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
Ketua Kelompok Tani Duyu Bangkit, Saifuddin, mengungkap bahwa perjalanan mereka tidak mudah dan memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Ia sangat bersyukur atas bantuan Kementerian ATR/BPN yang membawa reforma agraria ke desanya pada tahun 2021.
"Reforma agraria bukan cuma soal tanah, tapi soal bagaimana tanah bisa membuat kami mandiri," ujarnya.