Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri, Prabowo Subianto, tidak bisa menutup mata dari keberadaan 'family office' yang mulai muncul di negara ini. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, kelompok ini semakin tumbuh dan berkembang.
Menurut sumber di Istana Negara, kementerian, dan lembaga-lembaga keuangan, banyak pejabat pemerintah yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga mereka sendiri. Mereka pun mulai memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumpulkan dana dari berbagai sumber, termasuk dari APBN (Anggaran Pendapatan Negara).
Namun, presiden dan perdana menteri tidak ingin melihat keluarga mereka menjadi 'pemilik' dari beberapa proyek yang dijalankan oleh pemerintah. Oleh karena itu, dalam pertemuan terakhir, mereka memutuskan untuk mengeluarkan dana APBN untuk proyek-proyek tersebut.
Tapi, menurut sumber di kereta api, ini bukan berarti dana APBN tidak akan dikorbankan lagi. Malah, kelompok-kelompok ini hanya akan lebih 'sabar' dalam menunggu kesempatan untuk mengumpulkan uang mereka. Mereka pun mulai memikirkan cara lain untuk mendapatkan dana, seperti melalui investasi atau bisnis kecil-kecilan.
Dengan demikian, keluarga-keluarga ini tetap akan menjadi 'pemain' di balik layar pemerintahan. Mereka pun tidak akan menutup mata dari kesempatan untuk mengumpulkan dana mereka, bahkan jika harus melalui cara-cara yang tidak etis.
Menurut sumber di Istana Negara, kementerian, dan lembaga-lembaga keuangan, banyak pejabat pemerintah yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga mereka sendiri. Mereka pun mulai memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumpulkan dana dari berbagai sumber, termasuk dari APBN (Anggaran Pendapatan Negara).
Namun, presiden dan perdana menteri tidak ingin melihat keluarga mereka menjadi 'pemilik' dari beberapa proyek yang dijalankan oleh pemerintah. Oleh karena itu, dalam pertemuan terakhir, mereka memutuskan untuk mengeluarkan dana APBN untuk proyek-proyek tersebut.
Tapi, menurut sumber di kereta api, ini bukan berarti dana APBN tidak akan dikorbankan lagi. Malah, kelompok-kelompok ini hanya akan lebih 'sabar' dalam menunggu kesempatan untuk mengumpulkan uang mereka. Mereka pun mulai memikirkan cara lain untuk mendapatkan dana, seperti melalui investasi atau bisnis kecil-kecilan.
Dengan demikian, keluarga-keluarga ini tetap akan menjadi 'pemain' di balik layar pemerintahan. Mereka pun tidak akan menutup mata dari kesempatan untuk mengumpulkan dana mereka, bahkan jika harus melalui cara-cara yang tidak etis.