Presiden Prabowo Subianto yang terlibat dalam pembangunan Pusat Pesantren (Purbaya) di Kasepuhan, Jakarta Selatan, kemarin mengakui bahwa beberapa pesantren, termasuk Al Khoziny, tidak tahu apa-apa tentang program ini. Menurut presiden, program ini dikeluarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024.
"Purbaya adalah proyek pendidikan yang besar, tapi ada beberapa pesantren di luar sana yang tidak tahu apa-apa tentang program ini," kata presiden Prabowo saat berkembar dengan Menagama Rakyat (MNR) dan Kepala Badan Eksekutif Menteri Agama (BEMAg), Dr. Ir. Budi Sudianto.
Menurut presiden, Purbaya memiliki visi untuk menjadi pusat pendidikan Islam yang terintegrasi dan modern, namun ada beberapa pesantren yang tidak memiliki komitmen untuk mengikuti program ini. "Mereka [pesantren] harus mau diwadahi dengan teknologi yang canggih dan sistem pembelajaran yang baik," kata presiden.
Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya pendidikan sebagai bentuk wawancara bagi generasi muda Indonesia. "Pendidikan harus menjadi prioritas utama, agar generasi muda kita bisa menjadi pemimpin yang berkebaikan dan bermasyarakat," kata presiden.
Namun, beberapa pesantren Al Khoziny yang diwakili oleh salah satu kepala pesantren, Dr. H. Fauzan Maulana, mengklaim bahwa mereka telah mengetahui tentang program Purbaya sejak awal dan telah mempersiapkan diri untuk mengikuti proyek ini. "Kita sudah mempelajari teknologi yang akan digunakan dalam proyek ini dan kita sangat bersemangat untuk mengikuti program ini," kata Dr. Fauzan.
Meskipun demikian, presiden Prabowo tetap berharap agar semua pesantren bisa bergabung dengan program Purbaya. "Apa pun kondisi pesantren tersebut, kita harus dapat membantu mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan," kata presiden.
"Purbaya adalah proyek pendidikan yang besar, tapi ada beberapa pesantren di luar sana yang tidak tahu apa-apa tentang program ini," kata presiden Prabowo saat berkembar dengan Menagama Rakyat (MNR) dan Kepala Badan Eksekutif Menteri Agama (BEMAg), Dr. Ir. Budi Sudianto.
Menurut presiden, Purbaya memiliki visi untuk menjadi pusat pendidikan Islam yang terintegrasi dan modern, namun ada beberapa pesantren yang tidak memiliki komitmen untuk mengikuti program ini. "Mereka [pesantren] harus mau diwadahi dengan teknologi yang canggih dan sistem pembelajaran yang baik," kata presiden.
Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya pendidikan sebagai bentuk wawancara bagi generasi muda Indonesia. "Pendidikan harus menjadi prioritas utama, agar generasi muda kita bisa menjadi pemimpin yang berkebaikan dan bermasyarakat," kata presiden.
Namun, beberapa pesantren Al Khoziny yang diwakili oleh salah satu kepala pesantren, Dr. H. Fauzan Maulana, mengklaim bahwa mereka telah mengetahui tentang program Purbaya sejak awal dan telah mempersiapkan diri untuk mengikuti proyek ini. "Kita sudah mempelajari teknologi yang akan digunakan dalam proyek ini dan kita sangat bersemangat untuk mengikuti program ini," kata Dr. Fauzan.
Meskipun demikian, presiden Prabowo tetap berharap agar semua pesantren bisa bergabung dengan program Purbaya. "Apa pun kondisi pesantren tersebut, kita harus dapat membantu mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan," kata presiden.