Presiden Prabowo Subianto menunjukkan sikap yang tidak terlalu khawatir mengenai kondisi cadangan devisa Indonesia yang terus turun sejak Juli 2024. Menurut data dari Departemen Keuangan, cadangan devisa Jepang rupiah (JPY) mencapai sekitar Rp 55,3 triliun pada bulan Maret 2025.
Namun, perlu diingat bahwa kenyataannya berbeda. Pada akhir 2024, Indonesia berhasil mengakumulasi cadangan devisa JPY yang cukup substisial, yaitu sekitar Rp 56,8 triliun. Menurut data dari Bank Indonesia, ini merupakan puncaknya dalam setahun terakhir.
Meskipun begitu, tren turunnya cadangan devisa JPY tidak menurut Presiden Prabowo. "Saya tidak khawatir dengan kondisi ini," katanya saat sidang di Istana Negara. "Kita telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengoptimalkan pengeluaran."
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan pendapatan negara, seperti peningkatan pajak dan proyek-proyek infrastruktur. Namun, apakah upaya ini cukup untuk mengatasi ancaman turunnya cadangan devisa JPY masih menjadi pertanyaan.
Menurut analis keuangan, perlu dilakukan langkah-langkah yang lebih serius untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengoptimalkan pengeluaran. "Turunnya cadangan devisa JPY bukanlah masalah sementara, tapi masalah jangka panjang," katanya.
Dalam jangka panjang, turunnya cadangan devisa JPY dapat memiliki dampak yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya yang lebih serius untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengoptimalkan pengeluaran.
Namun, perlu diingat bahwa kenyataannya berbeda. Pada akhir 2024, Indonesia berhasil mengakumulasi cadangan devisa JPY yang cukup substisial, yaitu sekitar Rp 56,8 triliun. Menurut data dari Bank Indonesia, ini merupakan puncaknya dalam setahun terakhir.
Meskipun begitu, tren turunnya cadangan devisa JPY tidak menurut Presiden Prabowo. "Saya tidak khawatir dengan kondisi ini," katanya saat sidang di Istana Negara. "Kita telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengoptimalkan pengeluaran."
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan pendapatan negara, seperti peningkatan pajak dan proyek-proyek infrastruktur. Namun, apakah upaya ini cukup untuk mengatasi ancaman turunnya cadangan devisa JPY masih menjadi pertanyaan.
Menurut analis keuangan, perlu dilakukan langkah-langkah yang lebih serius untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengoptimalkan pengeluaran. "Turunnya cadangan devisa JPY bukanlah masalah sementara, tapi masalah jangka panjang," katanya.
Dalam jangka panjang, turunnya cadangan devisa JPY dapat memiliki dampak yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya yang lebih serius untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengoptimalkan pengeluaran.