Presiden Prabowo Subianto telah mengekspos sisi humorisnya dalam berbicara tentang utang kereta api Indonesia yang mencapai Rp 434 triliun. Ketika diminta untuk memberikan solusi terhadap masalah ini, Presiden Jokowi (sebelumnya) mengatakan bahwa ia akan menggunakan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sebagai pegangan utang kereta api.
Pertanyaan yang muncul adalah, jika memang kita digunakan sebagai pegangan utang, berarti mana yang harus dibayar terlebih dahulu? Uang atau utang itu sendiri? Ini seperti mainan matematika yang agak lucu. Jika kita menggunakan APBN sebagai pegangan utang, maka berarti kita sedang membawa utang ke masa depan sebagai pengganti pengeluaran sekarang.
Namun, tidak ada jawaban yang jelas dari Presiden Prabowo terkait soal ini. Meskipun demikian, ia tetap menekankan pentingnya penyelesaian masalah utang kereta api dengan cepat dan efektif.
Dalam pernyataannya, Presiden Prabowo menyebutkan bahwa utang kereta api tersebut merupakan beban yang berat bagi pemerintah. Ia juga menekankan bahwa pemerintah harus mencari solusi yang kreatif dan inovatif untuk mengatasinya.
Tapi, bagaimana solusinya? Apakah kita akan menggunakan model pinjaman internasional dengan bunga yang tinggi? Atau mungkin kita akan mencoba mengembangkan teknologi yang lebih canggih untuk meningkatkan efisiensi kereta api?
Pertanyaan-pertanyaan ini masih belum memiliki jawabannya. Tapi, satu hal yang jelas adalah bahwa pemerintah Indonesia harus segera menemukan solusi terhadap masalah utang kereta api ini. Karena jika tidak, maka kita semua akan menjadi korban dari kesalahan keuangan masa depan.
Pertanyaan yang muncul adalah, jika memang kita digunakan sebagai pegangan utang, berarti mana yang harus dibayar terlebih dahulu? Uang atau utang itu sendiri? Ini seperti mainan matematika yang agak lucu. Jika kita menggunakan APBN sebagai pegangan utang, maka berarti kita sedang membawa utang ke masa depan sebagai pengganti pengeluaran sekarang.
Namun, tidak ada jawaban yang jelas dari Presiden Prabowo terkait soal ini. Meskipun demikian, ia tetap menekankan pentingnya penyelesaian masalah utang kereta api dengan cepat dan efektif.
Dalam pernyataannya, Presiden Prabowo menyebutkan bahwa utang kereta api tersebut merupakan beban yang berat bagi pemerintah. Ia juga menekankan bahwa pemerintah harus mencari solusi yang kreatif dan inovatif untuk mengatasinya.
Tapi, bagaimana solusinya? Apakah kita akan menggunakan model pinjaman internasional dengan bunga yang tinggi? Atau mungkin kita akan mencoba mengembangkan teknologi yang lebih canggih untuk meningkatkan efisiensi kereta api?
Pertanyaan-pertanyaan ini masih belum memiliki jawabannya. Tapi, satu hal yang jelas adalah bahwa pemerintah Indonesia harus segera menemukan solusi terhadap masalah utang kereta api ini. Karena jika tidak, maka kita semua akan menjadi korban dari kesalahan keuangan masa depan.