Serangan Pemukim Israel di Palestina: Kekerasan Ekstremis dan Perlindungan Khusus
Hari ini, warga Palestina dipukul kembali oleh serangan pemukim Israel yang bertopeng. Serangan itu melanda dua desa Palestina di Tepi Barat, membakar kendaraan dan properti sebelum bentrok dengan tentara Israel yang dikirim untuk menghentikan amukan.
Menurut pejabat Israel, empat warga Israel ditangkap dalam apa yang mereka sebut sebagai kekerasan ekstremis. Namun, militer Israel melaporkan empat warga Palestina terluka. Penyelidikan sedang berlangsung untuk mengetahui asal-usul serangan tersebut.
Video di media sosial menunjukkan dua truk hangus dilalap api, dengan sebuah bangunan di dekatnya terbakar. Serangan pemukim telah melonjak sejak perang di Gaza meletus dua tahun lalu, dan semakin intensif dalam beberapa minggu terakhir.
Warga Palestina dan kelompok hak asasi manusia menuduh tentara dan polisi Israel gagal menghentikan serangan para pemukim. Pemerintah Israel didominasi oleh para pemukim Tepi Barat, dan kepolisian diawasi oleh Menteri Kabinet Itamar Ben-Gvir, seorang pemimpin pemukim garis keras.
Pejabat Palestina Muayyad Shaaban, yang mengepalai Komisi Pemerintah Melawan Tembok dan Permukiman, mengatakan para pemukim membakar empat truk susu, lahan pertanian, gubuk-gubuk timah, dan tenda-tenda milik komunitas Badui. Serangan itu, kata dia, merupakan bagian dari kampanye untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka dan menuduh Israel memberikan perlindungan dan kekebalan hukum kepada para pemukim.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam serangan tersebut dalam pertemuannya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Paris. "Kekerasan pemukim dan percepatan proyek permukiman mencapai titik tertinggi baru, mengancam stabilitas Tepi Barat," ujar Macron.
Serangan pemukim Israel di Palestina adalah contoh dari kekerasan ekstremis yang dilakukan oleh para pemukim Tepi Barat. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Israel masih tidak mampu untuk menghentikan serangan para pemukim dan memberikan perlindungan yang memadai bagi warga Palestina.
Hari ini, warga Palestina dipukul kembali oleh serangan pemukim Israel yang bertopeng. Serangan itu melanda dua desa Palestina di Tepi Barat, membakar kendaraan dan properti sebelum bentrok dengan tentara Israel yang dikirim untuk menghentikan amukan.
Menurut pejabat Israel, empat warga Israel ditangkap dalam apa yang mereka sebut sebagai kekerasan ekstremis. Namun, militer Israel melaporkan empat warga Palestina terluka. Penyelidikan sedang berlangsung untuk mengetahui asal-usul serangan tersebut.
Video di media sosial menunjukkan dua truk hangus dilalap api, dengan sebuah bangunan di dekatnya terbakar. Serangan pemukim telah melonjak sejak perang di Gaza meletus dua tahun lalu, dan semakin intensif dalam beberapa minggu terakhir.
Warga Palestina dan kelompok hak asasi manusia menuduh tentara dan polisi Israel gagal menghentikan serangan para pemukim. Pemerintah Israel didominasi oleh para pemukim Tepi Barat, dan kepolisian diawasi oleh Menteri Kabinet Itamar Ben-Gvir, seorang pemimpin pemukim garis keras.
Pejabat Palestina Muayyad Shaaban, yang mengepalai Komisi Pemerintah Melawan Tembok dan Permukiman, mengatakan para pemukim membakar empat truk susu, lahan pertanian, gubuk-gubuk timah, dan tenda-tenda milik komunitas Badui. Serangan itu, kata dia, merupakan bagian dari kampanye untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka dan menuduh Israel memberikan perlindungan dan kekebalan hukum kepada para pemukim.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam serangan tersebut dalam pertemuannya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Paris. "Kekerasan pemukim dan percepatan proyek permukiman mencapai titik tertinggi baru, mengancam stabilitas Tepi Barat," ujar Macron.
Serangan pemukim Israel di Palestina adalah contoh dari kekerasan ekstremis yang dilakukan oleh para pemukim Tepi Barat. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Israel masih tidak mampu untuk menghentikan serangan para pemukim dan memberikan perlindungan yang memadai bagi warga Palestina.