Komisi IV DPR RI mengucapkan rasa syukur dan apresiasi capaian strategis sektor pangan dalam tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Capaian ini dikenal dari berbagai indikator, seperti peningkatan signifikan dalam produksi, kesejahteraan petani, stabilitas pasokan, dan reformasi tata kelola pangan nasional.
Ketua Komisi IV Siti Hediati Soeharto atau yang akrab disebut Titiek Soeharto, mengatakan bahwa capaian ini merupakan hasil konsistensi kebijakan pemerintah yang sejak Oktober 2024 menetapkan swasembada pangan. Pemerintah menetapkan beras, jagung, dan komoditas strategis sebagai prioritas nasional.
Menurut Titiek, capaian ini memberikan dampak ekonomi, sosial, ketahanan nasional, serta lingkungan yang terukur dan signifikan. Peningkatan produksi beras mencapai 34,77 juta ton pada tahun-tahun pertama pemerintah Prabowo, meningkat 4,15 juta ton atau 13,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, nilai Tukar Petani (NTP) pangan mencapai 124,36, melampaui target pemerintah sebesar 110. Titiek memandang angka ini sebagai bukti bahwa kebijakan negara memberikan ruang ekonomi lebih baik bagi petani dan mendorong mereka semakin produktif dan kompetitif.
Pemerintah juga mengoptimalkan stabilitas stok pangan nasional, yang menjadi penopang utama stabilitas nasional. Selain itu, reformasi distribusi pupuk dilakukan dengan cara simplifikasi alur distribusi disertai penurunan harga pupuk sebesar 20%. Langkah ini menekan biaya produksi petani dan memperkuat arah pembangunan pertanian berkelanjutan.
Dengan kebijakan seperti HPP gabah sebesar Rp6.500/kg dengan jaminan pembelian oleh negara, Bulog memiliki stok beras tertinggi dalam sejarah serta memastikan pembayaran tepat waktu kepada petani. Kebijakan ini efektif memutus praktik ketergantungan petani kepada tengkulak dan memperkuat posisi tawar petani di pasar.
Dari segala aspek, capaian strategis sektor pangan dalam tahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mencapai swasembada pangan.
Ketua Komisi IV Siti Hediati Soeharto atau yang akrab disebut Titiek Soeharto, mengatakan bahwa capaian ini merupakan hasil konsistensi kebijakan pemerintah yang sejak Oktober 2024 menetapkan swasembada pangan. Pemerintah menetapkan beras, jagung, dan komoditas strategis sebagai prioritas nasional.
Menurut Titiek, capaian ini memberikan dampak ekonomi, sosial, ketahanan nasional, serta lingkungan yang terukur dan signifikan. Peningkatan produksi beras mencapai 34,77 juta ton pada tahun-tahun pertama pemerintah Prabowo, meningkat 4,15 juta ton atau 13,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, nilai Tukar Petani (NTP) pangan mencapai 124,36, melampaui target pemerintah sebesar 110. Titiek memandang angka ini sebagai bukti bahwa kebijakan negara memberikan ruang ekonomi lebih baik bagi petani dan mendorong mereka semakin produktif dan kompetitif.
Pemerintah juga mengoptimalkan stabilitas stok pangan nasional, yang menjadi penopang utama stabilitas nasional. Selain itu, reformasi distribusi pupuk dilakukan dengan cara simplifikasi alur distribusi disertai penurunan harga pupuk sebesar 20%. Langkah ini menekan biaya produksi petani dan memperkuat arah pembangunan pertanian berkelanjutan.
Dengan kebijakan seperti HPP gabah sebesar Rp6.500/kg dengan jaminan pembelian oleh negara, Bulog memiliki stok beras tertinggi dalam sejarah serta memastikan pembayaran tepat waktu kepada petani. Kebijakan ini efektif memutus praktik ketergantungan petani kepada tengkulak dan memperkuat posisi tawar petani di pasar.
Dari segala aspek, capaian strategis sektor pangan dalam tahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mencapai swasembada pangan.