Puan Maharani, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, menyerukan darurat kekerasan anak dalam kasus Alvaro Kiano, seorang bocah berusia 8 tahun yang hilang dan diduga ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Puan meminta seluruh pemangku kepentingan untuk menindaklanjuti kasus ini secara serius.
Menurutnya, kasus Alvaro bukan hanya tanggung jawab keluarga atau sekolah, tetapi juga tanggung jawab negara. Puan mengaku sudah meminta seluruh pemangku kepentingan untuk menindaklanjuti kasus ini secara serius.
"Karenanya, kami meminta kepada seluruh stakeholder yang terkait untuk bisa menindaklanjuti hal ini secara serius," kata Puan. Ia juga ingin menindaklanjuti kasus ini dengan memanggil komisi di DPR untuk melakukan evaluasi penanganan kasus ini.
Puan juga ingin menegosiasikan langkah-langkah yang lebih efektif ke depannya agar kasus Alvaro tidak terulang lagi. Ia ingin menemukan jawabannya dan membuat perubahan yang signifikan dalam sistem perlindungan anak di Indonesia.
Kasus Alvaro telah menimbulkan keraguan besar di masyarakat, dan Puan berharap bahwa dengan tindakan serius dari pemangku kepentingan, kasus ini dapat segera diselesaikan.
Menurutnya, kasus Alvaro bukan hanya tanggung jawab keluarga atau sekolah, tetapi juga tanggung jawab negara. Puan mengaku sudah meminta seluruh pemangku kepentingan untuk menindaklanjuti kasus ini secara serius.
"Karenanya, kami meminta kepada seluruh stakeholder yang terkait untuk bisa menindaklanjuti hal ini secara serius," kata Puan. Ia juga ingin menindaklanjuti kasus ini dengan memanggil komisi di DPR untuk melakukan evaluasi penanganan kasus ini.
Puan juga ingin menegosiasikan langkah-langkah yang lebih efektif ke depannya agar kasus Alvaro tidak terulang lagi. Ia ingin menemukan jawabannya dan membuat perubahan yang signifikan dalam sistem perlindungan anak di Indonesia.
Kasus Alvaro telah menimbulkan keraguan besar di masyarakat, dan Puan berharap bahwa dengan tindakan serius dari pemangku kepentingan, kasus ini dapat segera diselesaikan.