Projo Tidak Singkatan Pro Jokowi, Penjelasan dari Ketua Umumnya
Ketua Umum Projo (Partai Otonomi Rakyat Indonesia) Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa organisasi relawan yang pernah mendukung utama Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu bukan singkatan dari "pro Jokowi". Menurutnya, kata Projo berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti 'negeri' dan dalam Jawa Kawi yang berarti 'rakyat'. Artinya, kaum Projo adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya.
Budi Arie juga mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan transformasi besar, termasuk mengubah logo Projo yang selama ini menampilkan siluet wajah Jokowi. Perubahan itu disebut sebagai bagian dari upaya memperkuat dukungan terhadap agenda politik Presiden Prabowo Subianto.
"Kita akan memperkuat dan mendukung agenda-agenda politik Presiden Prabowo. Dalam rangka itu, Projo akan melakukan transformasi organisasi, salah satunya kemungkinan mengubah logo," ujar Budi Arie.
Logo Projo akan diubah supaya tidak terkesan kultus individu. Budi Arie juga menyebut bahwa Jokowi telah menyetujui rencana transformasi tersebut. Ia menilai Projo perlu menyesuaikan diri dengan dinamika politik baru setelah mengawal pemerintahan Jokowi selama dua periode.
Ketua Umum Projo kembali dipilih untuk periode 2025-2030. Budi Arie Setiadi juga mengisyaratkan kemungkinan dirinya akan bergabung dengan partai politik, meski belum menyebut secara resmi.
Ketua Umum Projo (Partai Otonomi Rakyat Indonesia) Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa organisasi relawan yang pernah mendukung utama Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu bukan singkatan dari "pro Jokowi". Menurutnya, kata Projo berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti 'negeri' dan dalam Jawa Kawi yang berarti 'rakyat'. Artinya, kaum Projo adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya.
Budi Arie juga mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan transformasi besar, termasuk mengubah logo Projo yang selama ini menampilkan siluet wajah Jokowi. Perubahan itu disebut sebagai bagian dari upaya memperkuat dukungan terhadap agenda politik Presiden Prabowo Subianto.
"Kita akan memperkuat dan mendukung agenda-agenda politik Presiden Prabowo. Dalam rangka itu, Projo akan melakukan transformasi organisasi, salah satunya kemungkinan mengubah logo," ujar Budi Arie.
Logo Projo akan diubah supaya tidak terkesan kultus individu. Budi Arie juga menyebut bahwa Jokowi telah menyetujui rencana transformasi tersebut. Ia menilai Projo perlu menyesuaikan diri dengan dinamika politik baru setelah mengawal pemerintahan Jokowi selama dua periode.
Ketua Umum Projo kembali dipilih untuk periode 2025-2030. Budi Arie Setiadi juga mengisyaratkan kemungkinan dirinya akan bergabung dengan partai politik, meski belum menyebut secara resmi.