Budi Arie Setiadi, Ketua Umum Projo, mengajak para anggota organisasi untuk mendukung program-program pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Ia menyatakan bahwa setelah berakhirnya masa pemerintahan Jokowi pada 2024, Indonesia memasuki fase pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto.
Projo harus menyesuaikan diri dan beradaptasi untuk menjawab tantangan ke depan. Budi Arie mengatakan bahwa pemerintahan Pak Prabowo-Gibran harus kita kawal karena ini pemerintahan lanjutan, pada Pilpres 2024 adalah keberlanjutan yang menang. Rakyat ingin keberlanjutan dalam pembangunan.
Adapun salah satu resolusi yang dicanangkan dalam kongres tersebut adalah mendukung dan memperkuat pemerintahan Presiden Prabowo. Projo juga akan mengubah logo sehingga tidak lagi berbentuk siluet wajah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Budi Arie menjelaskan bahwa perubahan logo itu merupakan transformasi dalam rangka memperkuat dan mendukung agenda politik Presiden Prabowo Subianto. Projo tidak akan berganti nama, dan rencana mengganti logo ini hanya untuk menghilangkan kultus individu.
Projo sejatinya berarti gabungan dari kata 'negeri' dan 'rakyat' yang diambil dari bahasa Sanskerta dan Jawa Kawi. Budi Arie menyatakan bahwa kaum Projo adalah 'kaum yang mencintai negara dan rakyatnya'.
Projo harus menyesuaikan diri dan beradaptasi untuk menjawab tantangan ke depan. Budi Arie mengatakan bahwa pemerintahan Pak Prabowo-Gibran harus kita kawal karena ini pemerintahan lanjutan, pada Pilpres 2024 adalah keberlanjutan yang menang. Rakyat ingin keberlanjutan dalam pembangunan.
Adapun salah satu resolusi yang dicanangkan dalam kongres tersebut adalah mendukung dan memperkuat pemerintahan Presiden Prabowo. Projo juga akan mengubah logo sehingga tidak lagi berbentuk siluet wajah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Budi Arie menjelaskan bahwa perubahan logo itu merupakan transformasi dalam rangka memperkuat dan mendukung agenda politik Presiden Prabowo Subianto. Projo tidak akan berganti nama, dan rencana mengganti logo ini hanya untuk menghilangkan kultus individu.
Projo sejatinya berarti gabungan dari kata 'negeri' dan 'rakyat' yang diambil dari bahasa Sanskerta dan Jawa Kawi. Budi Arie menyatakan bahwa kaum Projo adalah 'kaum yang mencintai negara dan rakyatnya'.