Sungai: Pembawa Kehidupan atau Ancamannya?
Di Indonesia, sungai telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia sejak awal peradaban. Namun, di tengah-tengah laju pembangunan yang pesat dan peningkatan jumlah penduduk, keberlangsungan fungsi ekologis sungai terus diserang oleh berbagai ancaman.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 70 ribu sungai di Indonesia telah tercemar berat. Limbah rumah tangga, buangan industri, dan perubahan lahan menjadi ancaman nyata yang menggerus kelestarian sungai. Kondisi ini merupakan alarm bagi kita semua untuk tidak menutup mata bahwa menjaga sungai tetap lestasi bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban bersama demi kehidupan yang berkelanjutan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, BRI telah memulai komitmennya terhadap kelestarian lingkungan melalui program BRI Peduli. Melalui gerakan "Jaga Sungai, Jaga Kehidupan", BRI berkolaborasi dengan Yayasan Sungai Watch untuk meningkatkan kebersihan sungai dan mengembalikan fungsi ekologisnya.
Ketua Kelompok Nelayan Segara Guna Batu, Yan Kona, menyaksikan langsung perubahan besar di lingkungannya setelah program BRI Peduli. "Tentu kami sebagai masyarakat nelayan, merasakan yang dulunya sampah begitu numpuk luar biasa, sekarang sudah kita bisa lalui dengan baik armada kita," ujarnya.
Kehadiran program BRI Peduli telah membawa dampak positif bagi masyarakat pesisir. Sampah yang previously numpuk di sungai mulai menurun, dan kehidupan ke sungai kembali berlangsung. Kembalinya kehidupan ke sungai bukan sekadar kabar baik bagi ekosistem, tapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.
"Harapannya, program ini tak hanya berhenti sampai di sini, bisa berkelanjutan, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih untuk masyarakat," ujarnya Yan. Dengan demikian, BRI Peduli dapat menjadi contoh yang baik bagi kelestarian lingkungan dan menjaga sungai sebagai sumber daya alam yang berharga bagi kehidupan manusia.
Di Indonesia, sungai telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia sejak awal peradaban. Namun, di tengah-tengah laju pembangunan yang pesat dan peningkatan jumlah penduduk, keberlangsungan fungsi ekologis sungai terus diserang oleh berbagai ancaman.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 70 ribu sungai di Indonesia telah tercemar berat. Limbah rumah tangga, buangan industri, dan perubahan lahan menjadi ancaman nyata yang menggerus kelestarian sungai. Kondisi ini merupakan alarm bagi kita semua untuk tidak menutup mata bahwa menjaga sungai tetap lestasi bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban bersama demi kehidupan yang berkelanjutan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, BRI telah memulai komitmennya terhadap kelestarian lingkungan melalui program BRI Peduli. Melalui gerakan "Jaga Sungai, Jaga Kehidupan", BRI berkolaborasi dengan Yayasan Sungai Watch untuk meningkatkan kebersihan sungai dan mengembalikan fungsi ekologisnya.
Ketua Kelompok Nelayan Segara Guna Batu, Yan Kona, menyaksikan langsung perubahan besar di lingkungannya setelah program BRI Peduli. "Tentu kami sebagai masyarakat nelayan, merasakan yang dulunya sampah begitu numpuk luar biasa, sekarang sudah kita bisa lalui dengan baik armada kita," ujarnya.
Kehadiran program BRI Peduli telah membawa dampak positif bagi masyarakat pesisir. Sampah yang previously numpuk di sungai mulai menurun, dan kehidupan ke sungai kembali berlangsung. Kembalinya kehidupan ke sungai bukan sekadar kabar baik bagi ekosistem, tapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.
"Harapannya, program ini tak hanya berhenti sampai di sini, bisa berkelanjutan, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih untuk masyarakat," ujarnya Yan. Dengan demikian, BRI Peduli dapat menjadi contoh yang baik bagi kelestarian lingkungan dan menjaga sungai sebagai sumber daya alam yang berharga bagi kehidupan manusia.