Janice Tjen, pemain putri Indonesia yang tampil luar biasa di lapangan, kembali mengejutkan dunia dengan mencetak double winners di Finals WTA 250 Chennai Open 2025. Pada pertandingan tunggal, Janice berhasil mengalahkan Kimberly Birrell dari Australia dengan skor 6-4 dan 6-3, membukakan pintu ke podium sebagai pemenang.
Namun, itu bukanlah hanya pencapaian tunggal yang membuat Janice bangga. Bersama rekan tim Aldila Sutjiadi, ia menaklukan pasangan unggulan Monica Niculescu dan Storm Hunter dari Australia-Rumania dengan skor 7-5 dan 6-4 di pertandingan ganda. Ini adalah kejutan besar bagi dunia tenis, karena pasangan Indonesia ini berhasil mengalahkan lawannya dalam pertandingan yang penuh aksi.
Janice Tjen lahir di Jakarta pada 6 Mei 2002 dan sejak kecil telah menunjukkan bakatnya di lapangan tenis. Ia memulai serius menekuni olahraga ini setelah mendapat dorongan dari rekannya, Priska Madelyn Nugroho, yang juga pemain nasional.
Janice dipanggil menjadi salah satu wajah baru dalam dunia tenis Asia dan ia tidak kalah dengan kemampuan belakangan. Ia memilih jalur perguruan tinggi di Amerika Serikat karena faktor biaya dan kesempatan berkembang. Ia memulai studi sekaligus karier tenis di Universitas Oregon pada 2020 sebelum pindah ke Universitas Pepperdine pada 2021.
Di Amerika, Janice berhasil membawa timnya melaju ke final NCAA Womenโs Tennis Championship dan meraih gelar Sarjana Sosiologi pada 2024. Karier profesional Janice dimulai sejak 2018 dan berkembang pesat dalam waktu singkat. Ia mewakili Indonesia di Asian Games Hangzhou 2022 dan menyumbangkan medali perunggu pada nomor ganda putri bersama Aldila Sutjiadi.
Pada PON Aceh-Sumut 2024, Janice juga menyapu bersih tiga medali emas di sektor tunggal, ganda, dan beregu. Dalam periode Juni 2024 hingga Juni 2025, ia mencatatkan rekor luar biasa dengan 13 gelar ITF tunggal dan 6 gelar ITF ganda.
Janice semakin menunjukkan kemampuan belakangnya ketika berhasil menembus babak utama Grand Slam pertamanya dan mengalahkan unggulan ke-24 Veronika Kudermetova di babak pertama. Kemenangan tersebut menjadikannya pemain Indonesia pertama yang menang di turnamen Grand Slam sejak Angelique Widjaja pada 2003.
Dengan kemenangan di WTA Sao Paulo Open 2025, Janice menembus final tunggal pertamanya di level WTA. Ia menjadi petenis tunggal Indonesia pertama dalam 23 tahun yang mencapai final tur WTA setelah terakhir kali dilakukan Widjaja pada 2002.
Pada Oktober 2025, Janice memulai rentetan kemenangan di tur WTA dengan meraih gelar ganda WTA 125 Suzhou Open bersama Aldila Sutjiadi dan disusul gelar ganda WTA Guangzhou Open bersama Katarzyna Piter. Dua pekan berselang, ia mencetak sejarah dengan menjuarai WTA Chennai Open di India, baik di nomor tunggal maupun ganda.
Kemenangan di Chennai menjadi puncak pencapaian karier Janice hingga kini. Ia menutup musim 2025 dengan peringkat 53 dunia tunggal dan 85 dunia ganda, posisi tertinggi sepanjang kariernya. Total hadiah yang telah dikumpulkan mencapai 354.621 dolar AS, menegaskan kiprahnya sebagai petenis muda Asia yang tengah menapaki jalur elite dunia.
Namun, itu bukanlah hanya pencapaian tunggal yang membuat Janice bangga. Bersama rekan tim Aldila Sutjiadi, ia menaklukan pasangan unggulan Monica Niculescu dan Storm Hunter dari Australia-Rumania dengan skor 7-5 dan 6-4 di pertandingan ganda. Ini adalah kejutan besar bagi dunia tenis, karena pasangan Indonesia ini berhasil mengalahkan lawannya dalam pertandingan yang penuh aksi.
Janice Tjen lahir di Jakarta pada 6 Mei 2002 dan sejak kecil telah menunjukkan bakatnya di lapangan tenis. Ia memulai serius menekuni olahraga ini setelah mendapat dorongan dari rekannya, Priska Madelyn Nugroho, yang juga pemain nasional.
Janice dipanggil menjadi salah satu wajah baru dalam dunia tenis Asia dan ia tidak kalah dengan kemampuan belakangan. Ia memilih jalur perguruan tinggi di Amerika Serikat karena faktor biaya dan kesempatan berkembang. Ia memulai studi sekaligus karier tenis di Universitas Oregon pada 2020 sebelum pindah ke Universitas Pepperdine pada 2021.
Di Amerika, Janice berhasil membawa timnya melaju ke final NCAA Womenโs Tennis Championship dan meraih gelar Sarjana Sosiologi pada 2024. Karier profesional Janice dimulai sejak 2018 dan berkembang pesat dalam waktu singkat. Ia mewakili Indonesia di Asian Games Hangzhou 2022 dan menyumbangkan medali perunggu pada nomor ganda putri bersama Aldila Sutjiadi.
Pada PON Aceh-Sumut 2024, Janice juga menyapu bersih tiga medali emas di sektor tunggal, ganda, dan beregu. Dalam periode Juni 2024 hingga Juni 2025, ia mencatatkan rekor luar biasa dengan 13 gelar ITF tunggal dan 6 gelar ITF ganda.
Janice semakin menunjukkan kemampuan belakangnya ketika berhasil menembus babak utama Grand Slam pertamanya dan mengalahkan unggulan ke-24 Veronika Kudermetova di babak pertama. Kemenangan tersebut menjadikannya pemain Indonesia pertama yang menang di turnamen Grand Slam sejak Angelique Widjaja pada 2003.
Dengan kemenangan di WTA Sao Paulo Open 2025, Janice menembus final tunggal pertamanya di level WTA. Ia menjadi petenis tunggal Indonesia pertama dalam 23 tahun yang mencapai final tur WTA setelah terakhir kali dilakukan Widjaja pada 2002.
Pada Oktober 2025, Janice memulai rentetan kemenangan di tur WTA dengan meraih gelar ganda WTA 125 Suzhou Open bersama Aldila Sutjiadi dan disusul gelar ganda WTA Guangzhou Open bersama Katarzyna Piter. Dua pekan berselang, ia mencetak sejarah dengan menjuarai WTA Chennai Open di India, baik di nomor tunggal maupun ganda.
Kemenangan di Chennai menjadi puncak pencapaian karier Janice hingga kini. Ia menutup musim 2025 dengan peringkat 53 dunia tunggal dan 85 dunia ganda, posisi tertinggi sepanjang kariernya. Total hadiah yang telah dikumpulkan mencapai 354.621 dolar AS, menegaskan kiprahnya sebagai petenis muda Asia yang tengah menapaki jalur elite dunia.