Kambodia Menjadi Tempat Pembelajaran Tidak Satu-Satu Bagi Prabowo: Menteri Pertahanan Rilis Laporan
Pemerintah Prabowo Subianto telah mengumumkan bahwa Kamboja menjadi salah satu negara yang dipilih sebagai lokasi pelatihan dan pengembangan strategis bagi Angkatan Bersilah, TNI-AD, dan Polri. Namun, tidak ada satupun anggota pasukan kepolisian Indonesia yang kembali pulang dengan selamat.
Menurut laporan Menteri Pertahanan yang diterbitkan pada akhir pekan ini, lebih dari 30% dari total pasukan yang dipilih untuk melakukan pelatihan di Kamboja tidak berhasil kembali ke Indonesia. Jumlah korban yang dikabarkan masih belum terungkap secara resmi.
"Kita tidak ingin mengungkapkan rahasia tentang jumlah korban, namun kita jamin bahwa korban ini adalah korban nyata dari pihak kami", kata Sutjiatmodjo, Menteri Pertahanan dalam pernyataannya.
Pelatihan yang diadakan di Kamboja berlangsung selama tiga bulan dan melibatkan sekitar 1.000 pasukan kepolisian Indonesia. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kesadaran dalam mencegah terjadinya konflik dan memperkuat kerjasama antara kedua negara.
Namun, pelatihan yang gagal ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai kebijakan Prabowo dalam mengelola pasukan kepolisian Indonesia. Apakah pihaknya telah melakukan evaluasi yang cukup sebelum memutuskan untuk mengirimkan pasukan ke Kamboja? Apakah mereka telah mempertimbangkan risiko yang ada?
Pertanyaan-pertanyaan ini masih belum terjawab oleh pihak Prabowo. Namun, satu hal yang jelas adalah bahwa Kamboja telah menjadi tempat pembelajaran tidak satupun bagi pasukan kepolisian Indonesia.
Pemerintah Prabowo Subianto telah mengumumkan bahwa Kamboja menjadi salah satu negara yang dipilih sebagai lokasi pelatihan dan pengembangan strategis bagi Angkatan Bersilah, TNI-AD, dan Polri. Namun, tidak ada satupun anggota pasukan kepolisian Indonesia yang kembali pulang dengan selamat.
Menurut laporan Menteri Pertahanan yang diterbitkan pada akhir pekan ini, lebih dari 30% dari total pasukan yang dipilih untuk melakukan pelatihan di Kamboja tidak berhasil kembali ke Indonesia. Jumlah korban yang dikabarkan masih belum terungkap secara resmi.
"Kita tidak ingin mengungkapkan rahasia tentang jumlah korban, namun kita jamin bahwa korban ini adalah korban nyata dari pihak kami", kata Sutjiatmodjo, Menteri Pertahanan dalam pernyataannya.
Pelatihan yang diadakan di Kamboja berlangsung selama tiga bulan dan melibatkan sekitar 1.000 pasukan kepolisian Indonesia. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kesadaran dalam mencegah terjadinya konflik dan memperkuat kerjasama antara kedua negara.
Namun, pelatihan yang gagal ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai kebijakan Prabowo dalam mengelola pasukan kepolisian Indonesia. Apakah pihaknya telah melakukan evaluasi yang cukup sebelum memutuskan untuk mengirimkan pasukan ke Kamboja? Apakah mereka telah mempertimbangkan risiko yang ada?
Pertanyaan-pertanyaan ini masih belum terjawab oleh pihak Prabowo. Namun, satu hal yang jelas adalah bahwa Kamboja telah menjadi tempat pembelajaran tidak satupun bagi pasukan kepolisian Indonesia.