Pramono Sebut IKJ Tak Dipindahkan ke Kota Tua, Fokus Jadi Etalase Seni dan Budaya Mahasiswa
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memimpin apel kesiapsiagaan jaga Jakarta sebelum musim hujan 2025-2026. Ia menyatakan bahwa apel kesiapsiagaan ini merupakan langkah awal untuk memastikan seluruh perangkat daerah siap menghadapi potensi curah hujan tinggi yang diperkirakan bakal melanda wilayah DKI Jakarta.
Berdasarkan prediksi BMKG, curah hujan akan meningkat pada periode November sampai Februari. Oleh karena itu, kami bersiap sejak dini agar penanganan banjir tidak terlambat. Meskipun masih ada beberapa titik tanggul yang perlu perhatian, penanganan banjir di Jakarta sudah berlangsung baik.
Pompa air, baik stasioner maupun mobile, telah siap dioperasikan dengan dukungan TNI AL dan Polda Metro Jaya. Pompa mobile dan pompa stasioner ini disiagakan di berbagai titik rawan genangan. Kami juga telah menyiapkan modifikasi cuaca bekerja sama dengan pemerintah pusat.
Harapan Pramono adalah, jika terjadi hujan lebat bersamaan dengan air pasang dan banjir kiriman, penanganannya tidak lebih dari satu hari. Berdasarkan pengalaman terakhir, genangan dapat surut dalam waktu sekitar enam jam.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga telah menyiapkan sejumlah langkah utama untuk menghadapi musim hujan. Antara lain, melakukan pengerukan di 1.803 titik sungai dan waduk dengan volume mencapai 721.243 meter kubik untuk meningkatkan daya tampung air.
Pramono juga menyiagakan 560 pompa stasioner di 191 lokasi dan 627 pompa mobile di seluruh wilayah administrasi, menyediakan 258 ekskavator, 449 dump truck, serta sarana pendukung lainnya. Selain itu, penebangan dan penopingan 62.161 pohon yang berisiko tumbang juga dilakukan.
Selain itu, pemerintah DKI Jakarta mengintensifkan sosialisasi dan edukasi cuaca ekstrem kepada masyarakat agar selalu memperbarui informasi prakiraan cuaca.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memimpin apel kesiapsiagaan jaga Jakarta sebelum musim hujan 2025-2026. Ia menyatakan bahwa apel kesiapsiagaan ini merupakan langkah awal untuk memastikan seluruh perangkat daerah siap menghadapi potensi curah hujan tinggi yang diperkirakan bakal melanda wilayah DKI Jakarta.
Berdasarkan prediksi BMKG, curah hujan akan meningkat pada periode November sampai Februari. Oleh karena itu, kami bersiap sejak dini agar penanganan banjir tidak terlambat. Meskipun masih ada beberapa titik tanggul yang perlu perhatian, penanganan banjir di Jakarta sudah berlangsung baik.
Pompa air, baik stasioner maupun mobile, telah siap dioperasikan dengan dukungan TNI AL dan Polda Metro Jaya. Pompa mobile dan pompa stasioner ini disiagakan di berbagai titik rawan genangan. Kami juga telah menyiapkan modifikasi cuaca bekerja sama dengan pemerintah pusat.
Harapan Pramono adalah, jika terjadi hujan lebat bersamaan dengan air pasang dan banjir kiriman, penanganannya tidak lebih dari satu hari. Berdasarkan pengalaman terakhir, genangan dapat surut dalam waktu sekitar enam jam.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga telah menyiapkan sejumlah langkah utama untuk menghadapi musim hujan. Antara lain, melakukan pengerukan di 1.803 titik sungai dan waduk dengan volume mencapai 721.243 meter kubik untuk meningkatkan daya tampung air.
Pramono juga menyiagakan 560 pompa stasioner di 191 lokasi dan 627 pompa mobile di seluruh wilayah administrasi, menyediakan 258 ekskavator, 449 dump truck, serta sarana pendukung lainnya. Selain itu, penebangan dan penopingan 62.161 pohon yang berisiko tumbang juga dilakukan.
Selain itu, pemerintah DKI Jakarta mengintensifkan sosialisasi dan edukasi cuaca ekstrem kepada masyarakat agar selalu memperbarui informasi prakiraan cuaca.