Pramono Respons Warga Tolak Pengolahan Sampah RDF Rorotan

Rumah Tangga Warga Tolak Kebijakan RDF Rorotan, Banyak Mencemari Udara

Ketika pertama kali diumumkan, pengolahan sampah RDF (Refuse Derived Fuel) di Rorotan Jakarta Utara menggambarkan harapan bagi masyarakat untuk mengurangi limbah negara dan meningkatkan kualitas udara. Namun, warga yang tinggal sekitar tempat ini semakin hari semakin kecewa. Mereka telah melaporkan dampaknya kepada pemerintah setempat, yaitu masih banyak mencemari udara.

"Kami berharap RDF ini ditutup," ujar Wahyu Andre Maryono, Koordinator Forum Warga dan Ketua RT.18 Cakung Timur. Menurutnya, tiga kali uji coba yang dilakukan pada lokasi ini, hasilnya tetap sama dengan waktu sebelumnya, yaitu masih mencemari udara dan lingkungan.

Mereka juga melaporkan dampak lain, seperti perubahan cuaca akibat kotoran udara yang dihasilkan dari pembakaran sampah. Banyak warga juga mengeluh tentang gejala penyakit ringan akibat bau dari lokasi ini, seperti sakit mata, batuk pilek dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
 
Aku pikir pemerintah harus lebih teliti lagi sebelum mengumumkan pembangunan proyek yang akan mencemari lingkungan. Apalagi kalau ada warga yang sudah melaporkan dampaknya kepada pemerintah, tapi masih dikecualikan. Mereka harus membawa kejadian ini ke tingkat yang lebih tinggi lagi, agar bisa menyelesaikannya secepat mungkin 🤔. Saya berharap proyek RDF ini bisa menjadi contoh bagi Indonesia agar dapat mengurangi limbah negara dan meningkatkan kualitas udara, tapi harus dengan cara yang benar dan tidak mencemari lingkungan lagi 💚
 
Sampah RDF itu jadi masalah lagi di Rorotan Jakarta Utara 🤦‍♂️. Warga yang pertama kali mendukung ide ini sekarang sudah kecewa banget. Mereka pikir sampah ini tidak bermanfaat seperti yang dipikirkan pemerintah. Waktu itu diumumkan untuk mengurangi limbah dan meningkatkan udara, tapi apa yang terjadi? Udara masih polusi! 🌫️

Warga sudah melaporkan masalahnya ke pemerintah setempat, tapi apa yang dilakukan? Tidak ada solusi yang langsung. Mereka lagi-lagi harus mengeluh tentang bau sampah yang jadi gejala penyakit ringan. Saya pikir kalau pemerintah harus lebih teliti dulu sebelum melarang ide-ide yang tidak berarti. 🤔
 
Rorotan itu benar-benar kotor banget 🤢. Saya tahu orang-orang di dalamnya nyesel karena ingin 'mengurangi limbah negara', tapi sepertinya mereka tidak paham betapa dampaknya dari jauh. Coba bayangkan, jika kita hanya menutup wadahnya saja tanpa ada solusi yang sebenarnya, apa yang terjadi next? 🤔 Kita punya masalah lain, seperti polusi udara yang lebih parah dan penyakit yang bisa berjangka panjang. Kalau pemerintah benar-benar ingin 'mengurangi limbah negara', mereka harus cari solusi yang sebenarnya dan bukan hanya menutup wadahnya saja. 🙄
 
Saya penasaran sih bagaimana pemerintah bisa tidak mendingin permasalahan yang serius dari warga. Semua warga punya hak untuk hidup dengan udara yang bersih dan segar 🌿👍. Tapi apa yang dibuat oleh pemerintah kalau hanya menutup lokasi itu? Semua limbah akan segera bertebaran di seluruh kota, sih! 🤦‍♂️. Jadi, sebaiknya ada cara lain untuk mengatasi masalah ini, seperti memindahkan sampah ke tempat yang lebih aman dan terawat. Dan, warga juga harus diberi porsi untuk memberikan saran dan ide tentang bagaimana cara mengatasi masalah ini 🤝
 
gak bisa percaya apa yang terjadi di rorotan ya... RDF itu bukanlah solusi untuk mengurangi limbah negara, tapi justru memperburuk kualitas udara lagi! warga sekitar harus banyak yang merasa kecewa dan tidak puas sama sekali. perlu dibicarakan lebih lanjut tentang hal ini agar dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengurangi dampak negatifnya 🤦‍♂️💨
 
Gue pikir pemerintah harus mempertimbangkan kembali kebijakan RDF Rorotan itu. Awalnya ada harapan bahwa teknologi ini bisa membantu mengurangi limbah negara, tapi sekarang warga lagi-lagi mengeluh tentang pencemaran udara yang masih banyak terjadi. Gue sudah melihat foto-foto di media sosial warga yang sedih karena polusi di Rorotan itu. Bau dari lokasi ini memang bisa membuat warga jadi sakit, seperti sakit mata, batuk pilek dan ISPA. Gue rasa teknologi harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, bukan hanya memikirkan tentang limbah negara saja. Kalau pemerintah tidak perhatian masalah ini, warga akan terus marah dan tidak puas.
 
ini juga jadi masalah lagi ya.. apa yang dikatakan pemerintah tentang hal ini? kenapa masih banyak mencemari udara disana? ini bukan sekedar masalah lingkungan, tapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat. warga sudah melaporkan semuanya, tapi apa yang bisa diharapkan lagi? ada aturan apa yang harus diikuti agar proses pembakaran sampah itu tidak mencemari udara lagi?
 
apa sih itu RDF? itu bukan sampah, tapi diolah menjadi bahan bakar kan? kenapa kotoran udaranya masih banyak? gak ngerti nih... masyarakat warga tahu apa yang dibakar di Rorotan, tapi pemerintah tidak nggak sambut laporkan mereka. apa kebijakan ini masuk akal? gak jelas sih bagaimana RDF itu bisa meningkatkan kualitas udara...
 
Gue pikir ini salah tujuan ya... bikin udara kotor lagi kayaknya nggak buat masyarakat apa-apa. Gue baca sih kalau sampah RDF itu diolah jadi bahan bakar, tapi gue rasa tidak ada logika banget... dan masih banyak yang mencemari udara. Warga udah lapor ke pemerintah juga, tapi nggak ada apa-apa. Gue rasa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang dampaknya di lingkungan sekitar. Dan gue bingung kenapa bikin masalah yang sederhana jadi masalah besar...
 
omg skrnya udara di rorotan jk utama makin berantakan 🤯🌫️ apa sih harapan itu kalau hasil uji coba masih sama dengan sebelumnya 😒 kayaknya harus tutup tempat ini aja 🚫 sampah punya dampak yang serius banget 🤕 warga juga korban dari gejala penyakit ringan akibat bau 👀 yang asyik banget 🙅‍♂️
 
ini gampang aja, pemerintah harus jujur dengan warga tentang dampaknya... kalau mereka tidak sabar-sabar, warga akan makin marah dan kepanikan. kita harus fokus pada solusi, bukan sekedar berbicara-bicara. mungkin ada cara lain untuk mengatasi masalah ini, seperti membuat sistem pengelolaan limbah yang lebih baik atau mencari teknologi baru untuk membakar sampah itu.
 
kembali
Top