Pemimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pramono Anjarwibowo menuntut jajarannya untuk membersihkan semua spanduk dan bendera partai di seluruh wilayah. Ia melakukannya dalam upaya untuk menghilangkan jejak-jejak politik lama yang belum sepenuhnya dihilangkan setelah pindah kePartai PDIP dari Partai Golkar.
"Pemutusan hubungan dengan Golkar tidak berarti bahwa kita harus meninggalkan semuanya, termasuk spanduk dan bendera yang masih tersisa," kata Pramono dalam sebuah keterangan pers di Jakarta. "Kita harus bersih dari sisa-sisa masa lalu agar bisa membawa partai menuju masa depan."
Pramono juga menekankan bahwa proses integrasi Partai PDIP dengan Golkar tidak berarti mengulang kembali kejadian-kejadian politik yang pernah terjadi di masa lalu. "Kita harus belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan dan mengubahnya menjadi pelajaran berharga," katanya.
Proses integrasi antara PDIP dan Golkar memang diharapkan untuk membawa manfaat bagi kedua partai, namun ada juga kekhawatiran bahwa proses ini akan menyebabkan kehilangan identitas dan tradisi masing-masing partai.
"Pemutusan hubungan dengan Golkar tidak berarti bahwa kita harus meninggalkan semuanya, termasuk spanduk dan bendera yang masih tersisa," kata Pramono dalam sebuah keterangan pers di Jakarta. "Kita harus bersih dari sisa-sisa masa lalu agar bisa membawa partai menuju masa depan."
Pramono juga menekankan bahwa proses integrasi Partai PDIP dengan Golkar tidak berarti mengulang kembali kejadian-kejadian politik yang pernah terjadi di masa lalu. "Kita harus belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan dan mengubahnya menjadi pelajaran berharga," katanya.
Proses integrasi antara PDIP dan Golkar memang diharapkan untuk membawa manfaat bagi kedua partai, namun ada juga kekhawatiran bahwa proses ini akan menyebabkan kehilangan identitas dan tradisi masing-masing partai.