Pemimpin yang Kuat, Tim yang Solid: Kesabaran dan Keberanian dalam Menerima Masukan
Dalam acara Top Team Workshop BTN di Grand Hyatt Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung membagikan pengalaman kerjanya dalam membangun tim kerja yang solid. Menurutnya, kunci utama kepemimpinan adalah keberanian menerima masukan dari orang-orang di sekitarnya, bukan sekadar di kelilingi oleh orang-orang yang hanya bisa memuji.
"Sebuah tim yang kuat tidak hanya diisi oleh orang-orang yang hanya bisa bilang, 'Wah, itu baik, Pak. Itu sempurna, Pak. Top, Pak', nggak," kata Pramono. "Tim yang kuat justru lahir dari perbedaan pandangan dan kemampuan untuk berdiskusi secara terbuka."
Pramono menekankan pentingnya keberagaman dalam sebuah organisasi agar setiap keputusan yang diambil bisa lebih tajam dan realistis. Ia juga menyinggung gaya kepemimpinan yang terlalu bergantung pada loyalitas pribadi tanpa memperhatikan kompetensi.
"Saya tidak pernah bawa ASN dari luar," ujarnya. "Semua yang kerja sama saya orang DKI. Kalau kita kasih kesempatan, mereka bisa. Tinggal bagaimana kita bangun kepercayaan."
Menurut Pramono, membangun tim solid membutuhkan keteladanan dari pimpinan. Ia menyebut bahwa disiplin, efisiensi, dan keterbukaan menjadi budaya kerja yang terus ia tanamkan di Balai Kota.
"Kalau saya bilang rapat mulai jam 08.00, ya jam 08.00 harus mulai," imbuhnya. "Pemimpin datang duluan. Kalau tidak memberi contoh, jangan harap bawahannya akan berubah."
Dengan demikian, Pramono menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif memerlukan keberanian dan keteladanan dalam menerima masukan dan membuat keputusan yang benar.
Dalam acara Top Team Workshop BTN di Grand Hyatt Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung membagikan pengalaman kerjanya dalam membangun tim kerja yang solid. Menurutnya, kunci utama kepemimpinan adalah keberanian menerima masukan dari orang-orang di sekitarnya, bukan sekadar di kelilingi oleh orang-orang yang hanya bisa memuji.
"Sebuah tim yang kuat tidak hanya diisi oleh orang-orang yang hanya bisa bilang, 'Wah, itu baik, Pak. Itu sempurna, Pak. Top, Pak', nggak," kata Pramono. "Tim yang kuat justru lahir dari perbedaan pandangan dan kemampuan untuk berdiskusi secara terbuka."
Pramono menekankan pentingnya keberagaman dalam sebuah organisasi agar setiap keputusan yang diambil bisa lebih tajam dan realistis. Ia juga menyinggung gaya kepemimpinan yang terlalu bergantung pada loyalitas pribadi tanpa memperhatikan kompetensi.
"Saya tidak pernah bawa ASN dari luar," ujarnya. "Semua yang kerja sama saya orang DKI. Kalau kita kasih kesempatan, mereka bisa. Tinggal bagaimana kita bangun kepercayaan."
Menurut Pramono, membangun tim solid membutuhkan keteladanan dari pimpinan. Ia menyebut bahwa disiplin, efisiensi, dan keterbukaan menjadi budaya kerja yang terus ia tanamkan di Balai Kota.
"Kalau saya bilang rapat mulai jam 08.00, ya jam 08.00 harus mulai," imbuhnya. "Pemimpin datang duluan. Kalau tidak memberi contoh, jangan harap bawahannya akan berubah."
Dengan demikian, Pramono menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif memerlukan keberanian dan keteladanan dalam menerima masukan dan membuat keputusan yang benar.