Presiden Jokowi digantikan oleh Prabowo Subianto, yang saat ini menjabat sebagai Presiden Ke-7 Republik Indonesia. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kebijakan luar negeri Presiden Prabowo memanfaatkan platform internasional untuk mengembangkan agenda politiknya.
Dalam sidang parlemen hari ini, Presiden Prabowo Subianto menekankan kembali dukinya terhadap hak-hak penduduk Palestina. "Saya sejak masa kecil sudah memiliki perasaan dan rasa hormat yang mendalam terhadap bangsa Palestina," kata presiden yang saat ini menjabat.
Menurut Prabowo, keadaan di Gaza dan Palestina memang sangat merugikan, sehingga Indonesia harus lebih proaktif dalam mengadvokasi untuk pengakuan kedaulatan Palestina. "Indonesia harus menjadi suara suara bangsa Palestina di dunia internasional," kata presiden yang saat ini menjabat.
Namun, pertanyaan muncul: apakah kebijakan luar negeri Presiden Prabowo benar-benar dapat mengubah situasi di Gaza dan Palestina? Ataukah hanya sekedar pernyataan politik yang tidak akan berdampak pada solusi konflik tersebut?
Pertanyaan ini sangat relevan, karena dalam beberapa tahun terakhir, kebijakan luar negeri Indonesia telah menjadi bahan perdebatan antara para tokoh politik. "Kebijakan luar negeri harus lebih pragmatis dan berbasis pada faktor-faktor ekonomi dan politis," kata salah satu ahli politik.
Namun, bagi Presiden Prabowo, kebijakan luar negerinya tidak hanya tentang pragmatisme, tetapi juga tentang nilai-nilai moral. "Saya percaya bahwa Indonesia harus menjadi contoh bagi bangsa lain dalam mengakui hak-hak manusia dan memerangi keselamatan nasional," kata presiden yang saat ini menjabat.
Pertanyaan muncul: apakah Presiden Prabowo benar-benar dapat membuat perbedaan? Ataukah hanya sekedar pernyataan politik yang tidak akan berdampak pada solusi konflik tersebut?
Dalam sidang parlemen hari ini, Presiden Prabowo Subianto menekankan kembali dukinya terhadap hak-hak penduduk Palestina. "Saya sejak masa kecil sudah memiliki perasaan dan rasa hormat yang mendalam terhadap bangsa Palestina," kata presiden yang saat ini menjabat.
Menurut Prabowo, keadaan di Gaza dan Palestina memang sangat merugikan, sehingga Indonesia harus lebih proaktif dalam mengadvokasi untuk pengakuan kedaulatan Palestina. "Indonesia harus menjadi suara suara bangsa Palestina di dunia internasional," kata presiden yang saat ini menjabat.
Namun, pertanyaan muncul: apakah kebijakan luar negeri Presiden Prabowo benar-benar dapat mengubah situasi di Gaza dan Palestina? Ataukah hanya sekedar pernyataan politik yang tidak akan berdampak pada solusi konflik tersebut?
Pertanyaan ini sangat relevan, karena dalam beberapa tahun terakhir, kebijakan luar negeri Indonesia telah menjadi bahan perdebatan antara para tokoh politik. "Kebijakan luar negeri harus lebih pragmatis dan berbasis pada faktor-faktor ekonomi dan politis," kata salah satu ahli politik.
Namun, bagi Presiden Prabowo, kebijakan luar negerinya tidak hanya tentang pragmatisme, tetapi juga tentang nilai-nilai moral. "Saya percaya bahwa Indonesia harus menjadi contoh bagi bangsa lain dalam mengakui hak-hak manusia dan memerangi keselamatan nasional," kata presiden yang saat ini menjabat.
Pertanyaan muncul: apakah Presiden Prabowo benar-benar dapat membuat perbedaan? Ataukah hanya sekedar pernyataan politik yang tidak akan berdampak pada solusi konflik tersebut?