Presiden Prabowo Subianto bertengkar melawan kritik sosial media yang mengatakan ia otoriter. Pada Rabu (29/10) lalu, ketika memimpin langsung pemusnahan narkoba di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Prabowo merespons tudingan tersebut dengan menolak ia sendiri yang otoriter.
Ia mengaku kerap menonton podcast yang kritikpadanya saat malam sebelum tidur. Dalam pidatonya, Prabowo mengatakan bahwa ia tidak mau diikuti oleh rasa sakit hati dalam pengabdian dirinya sebagai pemimpin bangsa dan negara. Ia juga menekankan pentingnya pemimpin harus siap untuk dikoreksi agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama.
Sangat mungkin, kritik sosial media ini datang dari kalangan netizen yang ingin membantu Prabowo menjadi lebih bijaksana dan menghindari kesalahan-kesalahan masa lalu. Dengan demikian, ia bisa memimpin negara dengan lebih efektif dan efisien.
Namun, perlu diingat bahwa kritik sosial media harus dilakukan dengan sopan dan profesional. Jangan segarkan rasa sakit hati, tetapi instead fokus pada koreksi yang konstruktif. Dengan demikian, pemimpin seperti Prabowo Subianto bisa menjadi lebih bijaksana dan mengelola dirinya dengan baik.
Jika kita ingin membuat negara yang lebih baik, kita harus bersiap untuk menerima kritik dan korreksi dari berbagai sumber. Kita tidak boleh takut akan tudingan-tudingan sosial media, tetapi kita harus belajar dari kesalahan-kesalahan masa lalu dan menjadi lebih bijaksana dalam menghadapi masa depan.
Ia mengaku kerap menonton podcast yang kritikpadanya saat malam sebelum tidur. Dalam pidatonya, Prabowo mengatakan bahwa ia tidak mau diikuti oleh rasa sakit hati dalam pengabdian dirinya sebagai pemimpin bangsa dan negara. Ia juga menekankan pentingnya pemimpin harus siap untuk dikoreksi agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama.
Sangat mungkin, kritik sosial media ini datang dari kalangan netizen yang ingin membantu Prabowo menjadi lebih bijaksana dan menghindari kesalahan-kesalahan masa lalu. Dengan demikian, ia bisa memimpin negara dengan lebih efektif dan efisien.
Namun, perlu diingat bahwa kritik sosial media harus dilakukan dengan sopan dan profesional. Jangan segarkan rasa sakit hati, tetapi instead fokus pada koreksi yang konstruktif. Dengan demikian, pemimpin seperti Prabowo Subianto bisa menjadi lebih bijaksana dan mengelola dirinya dengan baik.
Jika kita ingin membuat negara yang lebih baik, kita harus bersiap untuk menerima kritik dan korreksi dari berbagai sumber. Kita tidak boleh takut akan tudingan-tudingan sosial media, tetapi kita harus belajar dari kesalahan-kesalahan masa lalu dan menjadi lebih bijaksana dalam menghadapi masa depan.