Presiden Joko Widodo yang sekarang menjadi Presiden Prabowo Subianto telah menyambut tindakan ekspresi tarif impor dari Amerika Serikat (AS) dengan menganggapnya sebagai "wake-up call" bagi negara ini.
Menurut sumber-sumber di pemerintah, kebijakan AS tersebut merupakan faktor yang menyebabkan harga barang impor meningkat drastis. Ini berarti bahwa masyarakat Indonesia akan merasakan dampaknya secara langsung dalam pengeluaran sehari-hari mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, asumsi masyarakat Indonesia adalah bahwa AS akan menjadi pasangannyanya dalam hal perdagangan. Namun, kebijakan baru tersebut menunjukkan bahwa Amerika tidak mau menjadi negara yang terus-menerus memberikan keuntungan kepada Indonesia melalui impor.
"Kebijakan tarif ini membuat kami sadar bahwa kita harus berubah dan mencari alternatif lain dalam hal perdagangan," kata seorang pejabat pemerintah yang tidak ingin diidentifikasi. "Kita harus lebih kompetitif dan mencari negara-negara lain yang lebih bersahabat dengan Indonesia."
Pengaruh kebijakan AS tersebut juga terlihat pada harga barang-barang impor yang meningkat secara signifikan. Misalnya, harga sebuah kilogram tebu yang sebelumnya berkisar antara Rp 8.000 hingga Rp 10.000 perakulah, kini telah mencapai Rp 20.000 hingga Rp 30.000.
Dengan demikian, pemerintah Prabowo Subianto harus mengambil tindakan cepat untuk menghadapi situasi ini dan mencari solusi yang lebih efektif bagi industri Indonesia.
Menurut sumber-sumber di pemerintah, kebijakan AS tersebut merupakan faktor yang menyebabkan harga barang impor meningkat drastis. Ini berarti bahwa masyarakat Indonesia akan merasakan dampaknya secara langsung dalam pengeluaran sehari-hari mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, asumsi masyarakat Indonesia adalah bahwa AS akan menjadi pasangannyanya dalam hal perdagangan. Namun, kebijakan baru tersebut menunjukkan bahwa Amerika tidak mau menjadi negara yang terus-menerus memberikan keuntungan kepada Indonesia melalui impor.
"Kebijakan tarif ini membuat kami sadar bahwa kita harus berubah dan mencari alternatif lain dalam hal perdagangan," kata seorang pejabat pemerintah yang tidak ingin diidentifikasi. "Kita harus lebih kompetitif dan mencari negara-negara lain yang lebih bersahabat dengan Indonesia."
Pengaruh kebijakan AS tersebut juga terlihat pada harga barang-barang impor yang meningkat secara signifikan. Misalnya, harga sebuah kilogram tebu yang sebelumnya berkisar antara Rp 8.000 hingga Rp 10.000 perakulah, kini telah mencapai Rp 20.000 hingga Rp 30.000.
Dengan demikian, pemerintah Prabowo Subianto harus mengambil tindakan cepat untuk menghadapi situasi ini dan mencari solusi yang lebih efektif bagi industri Indonesia.