Bencana alam yang menghantam Tapanuli Selatan tak pernah terlupakan. Desa Garoga, Aek Ngadol, dan Huta Godang dikejutkan oleh banjir bandang yang melanda tanpa terduga. Tujuan musim hujan untuk menghilangkan beban kelembaban, namun kini warga dipukul balik dalam kesedihan.
Saat-saat terburu-buru itu, air sungai berubah menjadi bah yang keras dan tidak terlalu bisa. Selama enam jam, hujan ekstrem turun tanpa henti, memicu runtuhnya material dari perbukitan. Dalam waktu singkat, lumpur, batu-batu besar, dan bahan bangunan melompat-lompat menghantam rumah-rumah warga dengan kecepatan yang luar biasa.
Air bah itu berlalu deras, membawa beban lumpur dan batu-batu besar yang tidak hanya menghancurkan rumah-rumah warga tetapi juga menyebabkan kerusakan pada infrastruktur lainnya. Warga Desa Garoga, Aek Ngadol, dan Huta Godang terpaksa menghadapi situasi darurat setelah banjir bandang itu melanda tanpa peringatan yang cukup.
Saat-saat terburu-buru itu, air sungai berubah menjadi bah yang keras dan tidak terlalu bisa. Selama enam jam, hujan ekstrem turun tanpa henti, memicu runtuhnya material dari perbukitan. Dalam waktu singkat, lumpur, batu-batu besar, dan bahan bangunan melompat-lompat menghantam rumah-rumah warga dengan kecepatan yang luar biasa.
Air bah itu berlalu deras, membawa beban lumpur dan batu-batu besar yang tidak hanya menghancurkan rumah-rumah warga tetapi juga menyebabkan kerusakan pada infrastruktur lainnya. Warga Desa Garoga, Aek Ngadol, dan Huta Godang terpaksa menghadapi situasi darurat setelah banjir bandang itu melanda tanpa peringatan yang cukup.