Kampung Jengok di NTB, Rumah Tangga Tanpa Listrik, Anak-anak Bergantung pada Sumpahan Genangan Air
Di sebuah desa kecil di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), terdapat Kampung Jengok yang menjadi contoh kehidupan sederhana masyarakat. Namun, di balik kehidupan sederhana itu, rumah tangga banyak lagi menghadapi tantangan untuk mengejar akses listrik dan air bersih.
Di desa ini, tidak ada listrik yang tersedia, sehingga warga harus bergantung pada sumpahan genangan air di sekitar kota sebagai sumber listrik. Sumpahan tersebut digunakan sebagai generator kecil untuk memasok listrik ke rumah-rumah penduduk.
Sementara itu, akses air bersih juga sangat terbatas. Warga harus mengolah air dari sumur yang memiliki kualitas air yang tidak optimal, sehingga banyak warga yang terpaku dengan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh kontaminasi air.
Anak-anak di desa ini sering kali menjadi korban dari kekurangan akses listrik dan air bersih. Mereka harus berhadapan langsung dengan bahaya api saat bekerja sama menghidupi sumpahan genangan air, atau terpaku dengan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh kontaminasi air.
"Anak-anak di desa ini sering kali menjadi korban dari kekurangan akses listrik dan air bersih," kata Bapak Hamsyar, seorang warga desa. "Mereka harus bekerja sama menghidupi sumpahan genangan air untuk mendapatkan listrik, sementara itu kita hanya memiliki sumur yang tidak optimal sebagai sumber air."
Bapak Hamsyar juga menambahkan bahwa kekurangan akses listrik dan air bersih sangat berdampak pada pendidikan di desa ini. Anak-anak harus berhadapan dengan tantangan untuk mendapatkan edukasi yang baik, karena mereka tidak memiliki akses ke fasilitas pendidikan yang memadai.
"Kekurangan akses listrik dan air bersih sangat berdampak pada pendidikan di desa ini," kata Bapak Hamsyar. "Anak-anak harus bekerja sama untuk mendapatkan edukasi yang baik, tetapi karena kekurangan sumber daya, mereka tidak memiliki kesempatan yang adil."
Kegagalan akses listrik dan air bersih di Kampung Jengok menunjukkan bagaimana pentingnya pemerintah dalam memberikan layanan publik yang memadai kepada masyarakat.
Di sebuah desa kecil di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), terdapat Kampung Jengok yang menjadi contoh kehidupan sederhana masyarakat. Namun, di balik kehidupan sederhana itu, rumah tangga banyak lagi menghadapi tantangan untuk mengejar akses listrik dan air bersih.
Di desa ini, tidak ada listrik yang tersedia, sehingga warga harus bergantung pada sumpahan genangan air di sekitar kota sebagai sumber listrik. Sumpahan tersebut digunakan sebagai generator kecil untuk memasok listrik ke rumah-rumah penduduk.
Sementara itu, akses air bersih juga sangat terbatas. Warga harus mengolah air dari sumur yang memiliki kualitas air yang tidak optimal, sehingga banyak warga yang terpaku dengan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh kontaminasi air.
Anak-anak di desa ini sering kali menjadi korban dari kekurangan akses listrik dan air bersih. Mereka harus berhadapan langsung dengan bahaya api saat bekerja sama menghidupi sumpahan genangan air, atau terpaku dengan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh kontaminasi air.
"Anak-anak di desa ini sering kali menjadi korban dari kekurangan akses listrik dan air bersih," kata Bapak Hamsyar, seorang warga desa. "Mereka harus bekerja sama menghidupi sumpahan genangan air untuk mendapatkan listrik, sementara itu kita hanya memiliki sumur yang tidak optimal sebagai sumber air."
Bapak Hamsyar juga menambahkan bahwa kekurangan akses listrik dan air bersih sangat berdampak pada pendidikan di desa ini. Anak-anak harus berhadapan dengan tantangan untuk mendapatkan edukasi yang baik, karena mereka tidak memiliki akses ke fasilitas pendidikan yang memadai.
"Kekurangan akses listrik dan air bersih sangat berdampak pada pendidikan di desa ini," kata Bapak Hamsyar. "Anak-anak harus bekerja sama untuk mendapatkan edukasi yang baik, tetapi karena kekurangan sumber daya, mereka tidak memiliki kesempatan yang adil."
Kegagalan akses listrik dan air bersih di Kampung Jengok menunjukkan bagaimana pentingnya pemerintah dalam memberikan layanan publik yang memadai kepada masyarakat.