Segera Setelah Tragedi Musala, Ponpes Al Khoziny Gelar Kembali Kegiatan Belajar Mengajar
Ponpes Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim) telah melaksanakan kembali kegiatan belajar mengajar setelah insiden musala ambruk pada 29 September 2025 lalu. Menurut perwakilan pesantren dan Ketua Alumni Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, KH Zainal Abidin, sejumlah santri telah kembali ke pondok, khususnya para santri yang kuliah serta santri jenjang madrasah aliah atau madrasah sanawiyah.
Kegiatan ponpes tersebut akan dipusatkan di Gedung Kuliah 2 Institut Agama Islam Al Khoziny Fakultas Syari'ah, yang saat ini digunakan sebagai posko gabungan Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas). Oleh karena itu, proses belajar mengajar para santri pria akan dialihkan ke gedung lain untuk meminimalkan gangguan dalam proses hukum yang sedang berjalan.
Pihak ponpes juga menyatakan bahwa fokus mereka segera menjalankan proses belajar mengajar demi pendidikan santri agar tidak terbengkalai. Menurut KH Zainal, ponpes akan terus memberikan pelayanan pendidikan dan berharap proses pembelajaran tidak terganggu.
Selain itu, para alumni ponpes juga akan memberikan bantuan pendampingan penyembuhan trauma bagi korban dan keluarganya. Alumnus ponpes juga akan memberikan beasiswa sekolah bagi santri yang mengalami luka parah hingga menimbulkan cacat fisik.
Ponpes Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim) telah melaksanakan kembali kegiatan belajar mengajar setelah insiden musala ambruk pada 29 September 2025 lalu. Menurut perwakilan pesantren dan Ketua Alumni Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, KH Zainal Abidin, sejumlah santri telah kembali ke pondok, khususnya para santri yang kuliah serta santri jenjang madrasah aliah atau madrasah sanawiyah.
Kegiatan ponpes tersebut akan dipusatkan di Gedung Kuliah 2 Institut Agama Islam Al Khoziny Fakultas Syari'ah, yang saat ini digunakan sebagai posko gabungan Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas). Oleh karena itu, proses belajar mengajar para santri pria akan dialihkan ke gedung lain untuk meminimalkan gangguan dalam proses hukum yang sedang berjalan.
Pihak ponpes juga menyatakan bahwa fokus mereka segera menjalankan proses belajar mengajar demi pendidikan santri agar tidak terbengkalai. Menurut KH Zainal, ponpes akan terus memberikan pelayanan pendidikan dan berharap proses pembelajaran tidak terganggu.
Selain itu, para alumni ponpes juga akan memberikan bantuan pendampingan penyembuhan trauma bagi korban dan keluarganya. Alumnus ponpes juga akan memberikan beasiswa sekolah bagi santri yang mengalami luka parah hingga menimbulkan cacat fisik.