Polisi: Terapis yang Tewas Dapat Informasi Lowongan dari Medsos

Korban Terapis yang Tewas Dapat Informasi Lowongan dari TikTok, Polisi Ucapkan.
Sejak ditemukannya jasad korban terapis (RTA 14) tewas di lahan kosong daerah Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, akhirnya polisi pun mendapatkan informasi tentang bagaimana cara kerja rekrutmen terapis yang dibicarakan oleh pihak Delta Spa.

"Sejauh ini kami baru dapat satu informasi yaitu dari kakaknya ya, dari kakaknya itu sebagai pelapor. Korban ini mendapatkan informasi terkait pekerjaan itu dari TikTok," kata AKP Citra Ayu, Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Selatan.

Polisi akan memanggil pihak perekrut dan pemilik Delta Spa untuk mendalami proses rekrutmen terhadap korban. "Makanya nanti kita akan lebih dalami juga cara prosesnya seperti apa, rekrutmennya seperti apa, apakah terlibat agen juga," ucap Citra.

Sejauh ini polisi telah mengamankan dua barang bukti berupa satu buah KTP dan Kartu Keluarga (KK). Namun, nama yang tercantum pada KTP itu berbeda dengan nama korban terapis yang tewas.
 
Mana lu sini! 🤦‍♂️ TikTok nih bisa bikin informasi lowongan pekerjaan apa aja bisa keluar ke public. Siapa tau korban terapis tersebut tidak boleh menerima pekerjaan itu, tapi ternyata informasinya sudah keluar lewat media sosial. Lalu bagaimana cara polisi nggak ketahuan? 🤔

Dan masih apa lagi yang nggak konsisten sama sekali. Korban terapis itu bernama apa aja di KTP, tapi ternyata ada perbedaan nama dengan korban yang tewas. Apakah ini sudah menjadi norma saja di Indonesia? 🚫
 
ini gak bisa dipercaya kan? seperti apa cara kerja perekrutan RTA sih? di mana nih informasi itu dari TikTok? apakah korban sih menggunakan akun TikTok buat cari pekerjaan? dan bagaimana nih polisi bakal tahu kalau korban ini terlibat dgn agen? kayaknya ada yang ngomong teka-teki sini
 
Oiya, makanya aku pikir pihak Delta Spa harus lebih teliti dalam proses rekrutmen korban terapis ya. Saya tahu, mereka bilang korban mendapatkan informasi tentang pekerjaan itu dari TikTok, tapi saya rasa itu tidak masuk akal. Aku pikir ada yang salah dengan cara kerja pihak Delta Spa, tapi sama-sama tidak ada bukti apa-apa, jadi aku sengaja tidak bisa tahu benar-benar apa yang terjadi.

Saya juga penasaran apakah korban sebenarnya memilih untuk menjadi terapis ataukah itu dipaksakan kepadanya. Aku pikir ini bukan cuma tentang rekrutmen, tapi juga tentang hak-hak orang itu sendiri. Saya harap pihak polisi bisa menyelidiki lebih dalam dan menemukan jawabannya, tapi sama-sama masih banyak pertanyaan yang belum jadi jawabannya. 🤔
 
Mengenai kasus ini, aku pikir perlu kita fokus untuk menemukan apa yang menyebabkan ini terjadi. Polisi udah ngomongin kalau korban mendapat info lowongan dari TikTok, tapi apa itu nih? Siapa yang memberitahu korban tentang pekerjaan itu? Dan bagaimana caranya agar korban bisa melihat pekerjaan itu sebelum mengambil keputusan? Aku pikir perlu ada pengecekan lebih lanjut tentang proses rekrutmen terapis yang dibicarakan oleh Delta Spa.
 
Wah kaget banget! Informasi lowongan dari TikTok? Apa sih kebijakan TikTok yang tidak meminta persetujuan dari korban sendiri? Maka dari itu, ada risiko korban jadi korban kejahatan lagi. Polisi harus lebih teliti lagi dalam kasus ini, khususnya dalam proses rekrutmen. Jangan sampai korban terapis lain yang tewas pun mengalami nasib sama.
 
Maksimalis di Jakarta sendiri nanya punya masalah ini. Sapa-siapa yang mau bekerja sebagai RTA harus diberikan informasi yang jelas tentang pekerjaannya, tapi apa yang terjadi kalau mereka tidak bisa mendapatkannya? Sekarang korban itu sudah walaupun mati, tapi masih ada pihak yang tidak mau memberitahu siapa nanti yang bekerja sebagai RTA. Bisa jadi mereka malas atau sengaja nanya ingin menipu. Saya rasa apa yang harus dilakukan adalah membuat aturan yang lebih ketat tentang perjalanan pekerjaan, agar orang-orang yang ingin bekerja bisa mendapatkannya dengan jelas dan tidak ada yang terburu-buru. Jadi kalau seseorang mau bekerja sebagai RTA, mereka harus bisa mengetahui siapa nanti yang akan menjadi atasan atau teman-teman mereka. Tapi saya rasa ini masih belum cukup, kita harus membuat aturan yang lebih ketat lagi agar tidak ada yang bisa melanggar peraturan ini 🤔
 
Aku pikir si korban ini gak bisa dihindari ya, kan? Sejak dulu ada iklan rekrutmen itu di TikTok, aku pikir sudah pasti ada yang curiga, tapi siapa tau informasi itu gak sebenarnya. Mau ngeluarin aja apalagi kalau korban itu bisa jadi masih hidup di sana 🤷‍♂️

Lihat statsnya, banyak korban RTA yang tewas karena kesalahan rekrutmen itu. Menurut Sigit Purnama, Kepala Biro Statistik dan Informasi (BSI), ada 1.434 korban RTA yang menyerang terapis atau pekerja seks di Indonesia tahun lalu 📉

Mengenai proses rekrutmen, aku pikir perlu dilakukan review lagi. Menurut data dari Kemendag, Industri pariwisata Indonesia menghasilkan Rp 1,7 triliun pada tahun lalu, tapi ada yang bikin masalah seperti ini 🤑

Aku juga ingin lihat apakah ada data tentang korban RTA yang mendapatkan informasi rekrutmen itu dari aplikasi lain. Perlu diinvestigasi lagi sih 😒
 
Makanya aku pikir ini juga bukti bahwa teknologi bisa digunakan untuk kebaikan atau kesialan, kayaknya kita harus hati-hati dalam menggunakan internet dan media sosial ya... Apalagi kalau kita tidak sadar, informasi yang kita terima bisa jadi dari sumber yang tidak kita kenal. Dan kalau korban ini bisa mendapatkan lowongan dari TikTok, berarti ada yang tidak beres di sistem rekrutmen ya... Kita harus sadar bahwa kehidupan seseorang bisa dipengaruhi oleh banyak hal, dan kita harus berusaha untuk menjadi agen perubahan yang baik. 😊
 
Makasih informasinya, polisi punya kesempatan lagi untuk mengejar kasus ini. Siapa nanti yang bertanggung jawab? TikTok gak bisa dipungut biaya sih, tapi bagaimana kalau gak ada aturan yang jelas? Kalau korban terapis itu bisa ngerti informasi tentang pekerjaannya dari TikTok, maka bukan masalah apalagi, tapi apa yang salah dengan sistem rekrutmen yang harus ada aturan dan standar ya?
 
Makanya kabar ini bikin kekecewa banget! 🤯 Korban RTA 14 ini ditemukan tewas di lahan kosong, tapi ada informasi lowongan dari TikTok sih? Bagaimana mungkin korban itu masih bisa menggunakan media sosial seperti itu?! 🤦‍♀️ Jika ingin mengutak-atik pekerjaan korban, toh sudah pasti ada penipuan yang banyak banget!

Dan apa dengan cara rekrutmen ini? Polisi udah punya informasi dari kakak korban ya, tapi masih belum tahu bagaimana prosesnya dan apakah ada agen yang terlibat. Semoga kasus ini bisa dipecahkan dan ada kebenaran yang jelas tentang apa yang terjadi kepada korban RTA 14 ini! 🤞
 
Mana lagi kabar nggak enak banget 🤦‍♂️! Polisi masih belum bisa menemukan informasi tentang rekrutmen terapis secara resmi, tapi gue aja ketahuan dari TikTok sih 😳. Berarti korban tewas itu bisa ditemui lagi di sini kalau ada rekrutmen yang baik-baik saja 🤞. Tapi siapa nanti yang bertanggung jawab kalau ada kesalahan? Polisi aja cuma nggak tau apa-apa dan harus memanggil pihak Delta Spa aja 😒. Dan gue aja penasaran, nama korban di KTP itu berbeda dengan nama korban tewas, apa artinya sih? 🤔
 
Pernyataan dari pihak polisi tentang bagaimana korban RTA 14 mendapatkan informasi lowongan pekerjaan di TikTok memang menimbulkan pertanyaan, ya? Apakah kita benar-benar percaya bahwa ini adalah cara yang efektif untuk mencari tenaga kerja di era digital seperti ini? 🤔 Ataukah ini hanya salah paham atau kesalahan dalam proses rekrutmen?

Saya berpikir kalau penting juga mempertimbangkan aspek keamanan dan privasi korban, ya? Jika informasi yang didapatkan korban itu berasal dari platform sosial media seperti TikTok, maka apakah itu sudah aman? Apakah ada risiko bahwa korban itu akan menjadi target dari pengguna lain yang tidak tepat?

Mungkin ini adalah kesempatan untuk kita mempertimbangkan kembali bagaimana cara kerja rekrutmen di era digital ini, dan pastikan bahwa proses tersebut dilakukan dengan lebih transparan dan aman. 🙏
 
Aku pikir nggak enak banget kalau korban RTA ini bisa mendapatkan informasi lowongan dari TikTok, kan? Bagaimana caranya kamu bisa tahu tentang lowongan pekerjaan di Delta Spa seperti itu? Saya rasa pihak perekrut harus lebih bijak dan teliti saat proses rekrutmen, jangan cuma ngeliatin orang apa aja.
 
ini kalau dilihat dari proses rekrutmen terapis di Delta Spa ya kayaknya harus ada prioritas dan kehati-hatian dalam proses penerimaan korban. korban terapis itu pasti sangat butuh kasih sayang dan perawatan, tapi siapa tahu ada yang salah di balik semuanya? polisi harus benar-benar mengedipkan cahaya untuk mengetahui apa yang terjadi sebelumnya. ini juga harus menginspirasi agar pihak Delta Spa lebih berhati-hati lagi dalam proses rekrutmen di masa depan 🤕
 
kembali
Top