PZZA yang sebelumnya mengalami kerugian besar sekarang berhasil mengubah tabungannya menjadi laba Rp 15,9 miliar pada kuartal III-2025. Ini menunjukkan bahwa perusahaan yang bergerak di bidang pangan dapat melakukan penyesuaian strategi dan menciptakan keuntungan dari bisnisnya.
Dalam laporan keuangan PZZA yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), diketahui bahwa penjualan bersih PZZA meningkat menjadi Rp 2,2 triliun. Jumlah ini meningkat dari Rp 2,03 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Penjualan ini berasal dari makanan sebesar Rp 2,1 triliun dan minuman sebesar Rp 129 miliar.
Pada periode yang sama, PZZA juga memberikan diskon atau potongan penjualan sebesar Rp 4,2 miliar. Sementara itu, beban pokok penjualan PZZA tercatat sebesar Rp 690,2 miliar. Dengan demikian, perusahaan ini berhasil mengurangi biaya dan meningkatkan penjualan.
Hingga akhir September 2025, PZZA memiliki total aset sebesar Rp 1,9 triliun. Jumlah ini terdiri dari aset lancar sebesar Rp 309 miliar dan tidak lancar sebesar Rp 1,6 triliun. Ekuitas PZZA tercatat sebesar Rp 1,03 triliun, sedangkan liabilitasnya sebesar Rp 917 miliar.
Dalam beberapa tahun terakhir, PZZA telah mengalami penurunan jumlah gerai dan pengurangan karyawan. Pada Desember 2024, Pizza Hut memiliki 591 gerai yang tersebar di 36 provinsi di Indonesia. Jumlah ini lebih rendah dari 515 unit pada September 2023. Selain itu, jumlah karyawan tetap juga mengalami pengurangan, dari 5.021 karyawan menjadi 4.464 karyawan.
Meskipun demikian, PZZA berhasil menciptakan laba besar di tahun ini. Ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat melakukan penyesuaian strategi dan meningkatkan kinerjanya.
Dalam laporan keuangan PZZA yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), diketahui bahwa penjualan bersih PZZA meningkat menjadi Rp 2,2 triliun. Jumlah ini meningkat dari Rp 2,03 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Penjualan ini berasal dari makanan sebesar Rp 2,1 triliun dan minuman sebesar Rp 129 miliar.
Pada periode yang sama, PZZA juga memberikan diskon atau potongan penjualan sebesar Rp 4,2 miliar. Sementara itu, beban pokok penjualan PZZA tercatat sebesar Rp 690,2 miliar. Dengan demikian, perusahaan ini berhasil mengurangi biaya dan meningkatkan penjualan.
Hingga akhir September 2025, PZZA memiliki total aset sebesar Rp 1,9 triliun. Jumlah ini terdiri dari aset lancar sebesar Rp 309 miliar dan tidak lancar sebesar Rp 1,6 triliun. Ekuitas PZZA tercatat sebesar Rp 1,03 triliun, sedangkan liabilitasnya sebesar Rp 917 miliar.
Dalam beberapa tahun terakhir, PZZA telah mengalami penurunan jumlah gerai dan pengurangan karyawan. Pada Desember 2024, Pizza Hut memiliki 591 gerai yang tersebar di 36 provinsi di Indonesia. Jumlah ini lebih rendah dari 515 unit pada September 2023. Selain itu, jumlah karyawan tetap juga mengalami pengurangan, dari 5.021 karyawan menjadi 4.464 karyawan.
Meskipun demikian, PZZA berhasil menciptakan laba besar di tahun ini. Ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat melakukan penyesuaian strategi dan meningkatkan kinerjanya.