Krisis Air Bersih Menerjang Tangerang, Warga Terpaksa Antre untuk Mendapatkan Air yang Sudah Lebih dari Dua Minggu
Tangerang, Banten - Sejak Rabu malam, warga Perumahan Keroncong Permai, RT 05/RW 08, Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Priuk, Kota Tangerang, Banten, mengalami krisis air bersih yang menyebabkan mereka terpaksa antre untuk mendapatkan air yang sudah lebih dari dua minggu. Menurut Ketua RT setempat, Yusuf, suplai air sempat mengalir kecil sebelum akhirnya mati total.
"Ia menyatakan bahwa airnya ini sesuai schedule, jadi dari kemarin sekitar pukul 18.00 WIB itu sudah mulai kecil lalu pukul 19.00 WIB atau pukul 22.00 WIB itu sudah sama sekali mati," kata Yusuf usai mengantre air bersih, Kamis malam (9/10).
Krisis ini membuat warga kembali terdampak, padahal kejadian serupa baru terjadi dua minggu lalu. Mereka mengaku terpaksa berhemat dalam penggunaan air untuk kebutuhan sehari-hari.
"Ya, apa, ya, kita jadi berhemat terus mau apa-apa itu jadi susah ya orang masak, belum lagi orang yang punya usaha, ya yang membutuhkan air jadi dia kadang harus nambah modal sendiri beli air. Terus kalau kita mau mandi mau nyuci jadi ngirit-ngirit gitu, ya, nggak sebebas air normal," jelas dia.
Seluruh warga Perumahan Keroncong Permai terdampak oleh krisis ini, sehingga mereka mendesak agar PDAM Tirta Benteng segera memperbaiki pelayanan dan meminta pemerintah melakukan audit menyeluruh terhadap manajemen perusahaan.
"Saya harap sih kemudian yang pemerintah juga bisa melakukan audit ya kepada pihak perumda tirta benteng agar kualitas pelayanan mereka itu lebih optimal lagi, kemudian kalau bisa ada kompensasi atau diskon untuk pembayaran karena terus terang sangat susah kalau tidak ada air," imbuhnya.
Krisis ini juga menyebabkan 3 kecamatan di Kota Tangerang yang terdampak, diantaranya Kecamatan Priuk, Kecamatan Cibodas, dan Kecamatan Jatiuwung.
Tangerang, Banten - Sejak Rabu malam, warga Perumahan Keroncong Permai, RT 05/RW 08, Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Priuk, Kota Tangerang, Banten, mengalami krisis air bersih yang menyebabkan mereka terpaksa antre untuk mendapatkan air yang sudah lebih dari dua minggu. Menurut Ketua RT setempat, Yusuf, suplai air sempat mengalir kecil sebelum akhirnya mati total.
"Ia menyatakan bahwa airnya ini sesuai schedule, jadi dari kemarin sekitar pukul 18.00 WIB itu sudah mulai kecil lalu pukul 19.00 WIB atau pukul 22.00 WIB itu sudah sama sekali mati," kata Yusuf usai mengantre air bersih, Kamis malam (9/10).
Krisis ini membuat warga kembali terdampak, padahal kejadian serupa baru terjadi dua minggu lalu. Mereka mengaku terpaksa berhemat dalam penggunaan air untuk kebutuhan sehari-hari.
"Ya, apa, ya, kita jadi berhemat terus mau apa-apa itu jadi susah ya orang masak, belum lagi orang yang punya usaha, ya yang membutuhkan air jadi dia kadang harus nambah modal sendiri beli air. Terus kalau kita mau mandi mau nyuci jadi ngirit-ngirit gitu, ya, nggak sebebas air normal," jelas dia.
Seluruh warga Perumahan Keroncong Permai terdampak oleh krisis ini, sehingga mereka mendesak agar PDAM Tirta Benteng segera memperbaiki pelayanan dan meminta pemerintah melakukan audit menyeluruh terhadap manajemen perusahaan.
"Saya harap sih kemudian yang pemerintah juga bisa melakukan audit ya kepada pihak perumda tirta benteng agar kualitas pelayanan mereka itu lebih optimal lagi, kemudian kalau bisa ada kompensasi atau diskon untuk pembayaran karena terus terang sangat susah kalau tidak ada air," imbuhnya.
Krisis ini juga menyebabkan 3 kecamatan di Kota Tangerang yang terdampak, diantaranya Kecamatan Priuk, Kecamatan Cibodas, dan Kecamatan Jatiuwung.