Pertumbuhan kredit UMKM mengalami kenaikan yang sangat lemah pada bulan Oktober 2025. Menurut Bank Indonesia, pertumbuhan kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hanya mencapai 0,11 persen, jauh dari pertumbuhan positif sebelumnya.
Sesuai laporan Gubernur BI, Perry Warjiyo, pelemahan ini disebabkan oleh beberapa faktor utama, yaitu permintaan kredit yang belum kuat. "Pelaku usaha masih menahan ekspansi karena takut terkena hambatan. Selain itu, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi juga menghambat pertumbuhan," jelas Perry.
Dari sisi penawaran, bank tetap menerapkan kehati-hatian khusus untuk segmen UMKM. Lending requirement untuk kredit konsumsi dan UMSM meningkat untuk mengurangi risiko kredit. "Namun, kapasitas pembiayaan memadai dengan rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga yang meningkat," tambah Perry.
Meski demikian, fasilitas pinjaman belum dicairkan masih cukup besar, mencapai Rp2.450,7 triliun atau 22,97 persen dari plafon kredit yang tersedia. Namun, Perry memproyeksikan pertumbuhan kredit 2025 akan berada di batas bawah kisaran 8-11 persen, namun diperkirakan akan meningkat pada 2026.
Bank Indonesia akan terus berkomitmen memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan untuk mendorong pertumbuhan kredit dan memperbaiki struktur suku bunga.
Sesuai laporan Gubernur BI, Perry Warjiyo, pelemahan ini disebabkan oleh beberapa faktor utama, yaitu permintaan kredit yang belum kuat. "Pelaku usaha masih menahan ekspansi karena takut terkena hambatan. Selain itu, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi juga menghambat pertumbuhan," jelas Perry.
Dari sisi penawaran, bank tetap menerapkan kehati-hatian khusus untuk segmen UMKM. Lending requirement untuk kredit konsumsi dan UMSM meningkat untuk mengurangi risiko kredit. "Namun, kapasitas pembiayaan memadai dengan rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga yang meningkat," tambah Perry.
Meski demikian, fasilitas pinjaman belum dicairkan masih cukup besar, mencapai Rp2.450,7 triliun atau 22,97 persen dari plafon kredit yang tersedia. Namun, Perry memproyeksikan pertumbuhan kredit 2025 akan berada di batas bawah kisaran 8-11 persen, namun diperkirakan akan meningkat pada 2026.
Bank Indonesia akan terus berkomitmen memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan untuk mendorong pertumbuhan kredit dan memperbaiki struktur suku bunga.