Pertumbuhan Kredit di 2026 Tetap Moderat, Kelas Menengah butuh Stimulus Ekonomi
Tren pertumbuhan kredit Indonesia pada 2026 diperkirakan tetap moderat. Setelah beberapa tahun berturut-turut kenaikan ekonomi yang cepat, sekarang keberhasilan itu akan terus berubah menjadi perubahan yang lebih lambat. Pada periode 2022-2024, Indonesia berhasil menembus dua digit pertumbuhan kredit, namun kemudian mengalami penurunan hingga akhirnya mencapai satu digit pada 2025.
Shinta Widjaja Kamdani, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), menyatakan bahwa pertumbuhan kredit di 2026 akan terus tetap moderat. Ini hanya untuk mengajukan bahwa keadaan ini berbeda jauh dibanding periode sebelumnya. Pada tahun-tahun sebelumnya, peningkatan kredit telah meningkat dan mencapai dua digit.
Apindo juga menyatakan bahwa daya beli masyarakat kelas menengah tetap membutuhkan dukungan dari kebijakan pemerintah. Kelompok ini adalah kelompok yang sangat penting dalam ekonomi suatu negara, karena mereka merupakan penggerak utama dalam konsumsi nasional.
Shinta menyatakan bahwa stimulus fiskal khusus untuk kelompok menengah perlu dilakukan agar pertumbuhan dapat terus berlangsung. Pada 2025, penurunan daya beli masyarakat ini diperkirakan mencapai sekitar 10 juta orang. Stimulus fiskal diharapkan akan mendukung dan memacu pertumbuhan ekonomi.
Apindo juga menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja. Pada saat ini, sektor informal masih berperan sebagai penggerak utama dalam struktur tenaga kerja. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan kebijakan yang lebih kuat agar sektor tersebut meningkatkan kontribusi ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Selain itu, Shinta Widjaja juga menyatakan bahwa penambahan injeksi likuiditas untuk memacu kredit diharapkan mendorong pembiayaan. Namun, pelaku usaha masih berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk ekspansi. Mereka lebih mementingkan program prioritas pemerintah atau kebutuhan internal perbankan daripada penarikan kredit.
Dengan demikian, Apindo menyatakan bahwa stimulus fiskal kepada kelompok menengah dan penciptaan lapangan kerja harus dilakukan dengan segera.
Tren pertumbuhan kredit Indonesia pada 2026 diperkirakan tetap moderat. Setelah beberapa tahun berturut-turut kenaikan ekonomi yang cepat, sekarang keberhasilan itu akan terus berubah menjadi perubahan yang lebih lambat. Pada periode 2022-2024, Indonesia berhasil menembus dua digit pertumbuhan kredit, namun kemudian mengalami penurunan hingga akhirnya mencapai satu digit pada 2025.
Shinta Widjaja Kamdani, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), menyatakan bahwa pertumbuhan kredit di 2026 akan terus tetap moderat. Ini hanya untuk mengajukan bahwa keadaan ini berbeda jauh dibanding periode sebelumnya. Pada tahun-tahun sebelumnya, peningkatan kredit telah meningkat dan mencapai dua digit.
Apindo juga menyatakan bahwa daya beli masyarakat kelas menengah tetap membutuhkan dukungan dari kebijakan pemerintah. Kelompok ini adalah kelompok yang sangat penting dalam ekonomi suatu negara, karena mereka merupakan penggerak utama dalam konsumsi nasional.
Shinta menyatakan bahwa stimulus fiskal khusus untuk kelompok menengah perlu dilakukan agar pertumbuhan dapat terus berlangsung. Pada 2025, penurunan daya beli masyarakat ini diperkirakan mencapai sekitar 10 juta orang. Stimulus fiskal diharapkan akan mendukung dan memacu pertumbuhan ekonomi.
Apindo juga menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja. Pada saat ini, sektor informal masih berperan sebagai penggerak utama dalam struktur tenaga kerja. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan kebijakan yang lebih kuat agar sektor tersebut meningkatkan kontribusi ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Selain itu, Shinta Widjaja juga menyatakan bahwa penambahan injeksi likuiditas untuk memacu kredit diharapkan mendorong pembiayaan. Namun, pelaku usaha masih berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk ekspansi. Mereka lebih mementingkan program prioritas pemerintah atau kebutuhan internal perbankan daripada penarikan kredit.
Dengan demikian, Apindo menyatakan bahwa stimulus fiskal kepada kelompok menengah dan penciptaan lapangan kerja harus dilakukan dengan segera.