Pertamina SAF dan Jalan Indonesia Menuju Penerbangan Hijau

Indonesia terus bergerak maju untuk menghadapi tantangan global, di mana dunia punya kebutuhan untuk mengurangi polusi dan emisi karbon di atmosfer. Pemerintah Indonesia telah menetapkan komitmen untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060 dan menjadi salah satu pemimpin di dunia dalam transisi energi ramah lingkungan.

Di tengah kemajuan itu, industri penerbangan terus berkembang. Pertamina SAF dan Jalan Indonesia Menuju Penerbangan Hijau merupakan cerita bersejarah yang akan selalu ada di hati masyarakat kita. Maka dari itu, bagi kita semua harus terus menjaga sinergi lintas lembaga untuk mencapai visi nasional ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri penerbangan telah mulai mengalami perubahan signifikan. Salah satunya adalah penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF), bahan bakar ramah lingkungan yang dibuat dari minyak jelantah.

Pertamina berhasil memproduksi SAF berbasis minyak jelantah di Kilang Cilacap menggunakan teknologi co-processing dan telah mengantongi sertifikat keberlanjutan internasional (ISCC CORSIA). Selain itu, pemerintah menetapkan target untuk mencapai campuran 1% pada 2027 dan naik hingga 50% pada 2060.

Di balik semua inisiatif ini, ada cerita menarik tentang ekonomi sirkular masyarakat. Masyarakat bisa terlibat sebagai pemasok untuk bahan baku Used Cooking Oil atau minyak jelantahnya dan mendapatkan insentif berupa e-wallet yang tersinkronisasi melalui aplikasi MyPertamina.

Banyak lagi peluang ekonomi baru bagi masyarakat, UMKM, hingga pelaku logistik. Ekosistem SAF bukan hanya soal pesawat lebih hijau, tetapi juga soal masyarakat yang bisa mendapat manfaat langsung dari SAF.
 
ada kalanya aku pikir apa yang di lakukan pemerintah kita ini terlalu ngasih aja, kayaknya ada yang salah dengan cara kerja mereka. tapi, tapi, pertamina dan jln indonesia menuju penerbangan hijau itu kayaknya cerita yang seru banget! aku senang sekali kalau masyarakat bisa terlibat sebagai pemasok minyak jelantah dan mendapatkan insentif e-wallet. kayaknya ini ada peluang ekonomi baru bagai UMKM dan pelaku logistik. tapi, pertanyaannya adalah apa yang di lakukan dengan biaya produksi nih? apakah mereka bisa mengurangi biaya produksi agar harga jual minyak SAF tidak terlalu mahal? kalo tidak, kayaknya ini hanya ada keuntungan bagi pemerintah dan korporasi saja
 
😒 Kaya banget, nih... Semua gampang kayaknya, tapi kenyataannya serius banget. Pertamina SAF bikin kesan seperti penerbangan jadi lebih "hijau", tapi apakah itu benar-benar bisa kita rasakan? 🤔 Perubahan ini pasti butuh waktu dan usaha yang lama untuk dirasakan hasilnya... Sementara itu, target campuran 1% di 2027 dan 50% di 2060 ternyata masih jauh dari realistis... 🕰️ Bagaimana kalau kita ganti target dengan waktu implementasi yang lebih singkat? 🤷‍♂️
 
Sudah lama saya lihat Industri penerbangan ini sedang mengambil langkah-langkah penting untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan. Pertamina SAf dan Jalan Indonesia Menuju Penerbangan Hijau memang cerita yang sangat menarik, tapi aku pikir masih perlu banyak hal yang harus diperbaiki. Misalnya, bagaimana masyarakat bisa lebih mudah untuk menggunakan bahan bakar ramah lingkungan ini? Apakah ada program pendidikan dan kesadaran yang cukup baik sehingga orang-orang memilih untuk menggunakan pesawat yang lebih hijau?
 
Aku pikir ini masuk akal banget, industri penerbangan harus menggantikan bahan bakar kotor dengan SAF, biar tidak terlalu memasang polusi lagi 😊. Pertamina SAF dan Jalan Indonesia Menuju Penerbangan Hijau itu nggak main-main, ngajadwalkan transisi energi ramah lingkungan di kalangan pesawat. Tapi apa kira-kira cara masyarakat bisa mendapat manfaat dari ini? Banyak UMKM yang bisa jadi pemasok minyak jelantah, dan mereka akan mendapatkan insentif ya 🤑. Ini nggak berarti keamanan luar negeri kita masih bisa direnungkan 🤔, tapi aku pikir ini masuk akal untuk terus menjaga sinergi lintas lembaga dan mencapai visi nasional ini 💚.
 
~ Gambar kerja sama industri penerbangan, Pertamina, dan industri lainnya ~

Saya pikir itu bagus banget. Kalau kita bisa membuat bahan bakar ramah lingkungan seperti SAF, maka pesawat jadi lebih "hijau" kayak gak. Tapi kalau itu juga berarti ada peluang baru untuk UMKM dan masyarakat. Mereka bisa berjualan minyak jelantahnya atau bahan bakar lainnya yang dibuat dari minyak jelantah, jadi mereka gini mendapatkan manfaat langsung dari SAF.

Saya rasa itu bagus juga karena pemerintah sudah menetapkan target untuk mencapai 50% penggunaan SAF pada 2060. Kalau kita bisa capai itu, maka pesawat akan lebih ramah lingkungan dan masyarakat pun mendapat manfaat langsung dari itu.
 
Kalau nggak salah, aku pikir target 50% pada tahun 2060 itu agak ambisius banget. Bagaimana kalau kita mulai dengan target yang lebih realistis, seperti 30% atau 40%? Dengan demikian, kita bisa lebih siap dan terencana dalam menghadapi perubahan ini. 🤔📈
 
kembali
Top