Bank Permata Tbk mencatatkan laba bersih Rp 2,8 triliun dari Januari sampai September 2025. Ini meningkat drastis dibanding periode sama pada tahun lalu dengan laba sebesar Rp 2,7 triliun.
Dalam laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia kemarin (28 Oktober), bank ini menampilkan pendapatan operasional sebesar Rp 9,2 triliun, bunga Rp 11,1 triliun, dan pendapatan syariah Rp 1,7 triliun. Pendapatan tersebut membantu meningkatkan laba bersih.
Pada akhir September 2025, bank ini memiliki aset sebesar Rp 269,2 triliun. Ini lebih dari dua kali aset pada Desember tahun lalu yaitu Rp 259 triliun. Sementara itu, ekuitas bank ini tercatat sebesar Rp 45,2 triliun dan liabilitas Rp 224 triliun.
Dalam perkembangan yang sama, di tahun 2024, bank ini mencetak laba bersih sebesar Rp 3,6 triliun. Pada masa itu, pengelolaan bisnis yang bekerja menggunakan teknologi digital membuat semakin besar laba bersih.
Direktur Utama Meliza M. Rusli mengatakan bahwa tahun ini menjadi momen penting bagi bank ini. Salah satunya adalah perubahan logo Permata Bank. Hal tersebut menunjukkan bahwa bank ini tidak hanya memiliki visi lokal tetapi juga regional dan global.
"Perubahan ini semakin diperkuat dengan kinerja positif dan pertumbuhan bank secara prudent sepanjang 2024," kata Meliza dalam keterangan tertulisnya pada Februari lalu.
Selain itu, kinerja LDR (loan to deposit) yang lebih besar yaitu 83 persen dibandingkan 75 persen pada tahun lalu. Aset bank juga menurut tumbuh sebesar 0,6 persen menjadi Rp 259 triliun. Dari sisi pendanaan, total simpanan nasabah diakui sebesar Rp 185 triliun dengan rasio CASA di level 55 persen.
Dalam laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia kemarin (28 Oktober), bank ini menampilkan pendapatan operasional sebesar Rp 9,2 triliun, bunga Rp 11,1 triliun, dan pendapatan syariah Rp 1,7 triliun. Pendapatan tersebut membantu meningkatkan laba bersih.
Pada akhir September 2025, bank ini memiliki aset sebesar Rp 269,2 triliun. Ini lebih dari dua kali aset pada Desember tahun lalu yaitu Rp 259 triliun. Sementara itu, ekuitas bank ini tercatat sebesar Rp 45,2 triliun dan liabilitas Rp 224 triliun.
Dalam perkembangan yang sama, di tahun 2024, bank ini mencetak laba bersih sebesar Rp 3,6 triliun. Pada masa itu, pengelolaan bisnis yang bekerja menggunakan teknologi digital membuat semakin besar laba bersih.
Direktur Utama Meliza M. Rusli mengatakan bahwa tahun ini menjadi momen penting bagi bank ini. Salah satunya adalah perubahan logo Permata Bank. Hal tersebut menunjukkan bahwa bank ini tidak hanya memiliki visi lokal tetapi juga regional dan global.
"Perubahan ini semakin diperkuat dengan kinerja positif dan pertumbuhan bank secara prudent sepanjang 2024," kata Meliza dalam keterangan tertulisnya pada Februari lalu.
Selain itu, kinerja LDR (loan to deposit) yang lebih besar yaitu 83 persen dibandingkan 75 persen pada tahun lalu. Aset bank juga menurut tumbuh sebesar 0,6 persen menjadi Rp 259 triliun. Dari sisi pendanaan, total simpanan nasabah diakui sebesar Rp 185 triliun dengan rasio CASA di level 55 persen.