Perkuat Teologi al-Maun Berperspektif Perempuan, ITB Ahmad Dahlan Jakarta Teken MoU dengan Kemen UMKM dan UM Maluku

Universitas Muhammadiyah Maluku dan Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memperkuat program "Teologi Al-Maun Berperspektif Perempuan" (TABP). Tujuan utama dari kerja sama ini adalah meningkatkan kapasitas ekonomi bagi perempuan nelayan di Provinsi Maluku.

Program TABP tersebut bertujuan untuk menemukan perempuan duafa tulang punggung keluarga dari matakuliah Kemuhammadiyahan. Program ini akan mengutamakan observasi lapangan, pemetaan desa berbasis gender dengan 30 indikator, serta pendampingan usaha yang disesuaikan dengan kebutuhan nyata perempuan pesisir.

Rektor ITB-AD Jakarta, Dr. Yayat Sujatna, menyatakan bahwa perguruan tinggi tidak boleh berjarak dari problem sosial di akar rumput dan bahwa pemberdayaan masyarakat terutama perempuan miskin kota yang telah berhasil dilakukan ITB-AD Jakarta melalui TABP sejak 2017 harus diadopsi pada perempuan nelayan di Maluku.

Rektor Universitas Muhammadiyah Maluku, Prof. Faris Al-Fadhat, mengapresiasi inisiatif kolaboratif ini dan menekankan pentingnya peran kampus dalam membuka akses lanjutan bagi keberlanjutan usaha perempuan pesisir. Ia juga menekankan bahwa pendampingan tidak boleh berhenti pada pelatihan, tetapi harus dibuka agar usaha mereka bertahan.

Dengan penandatanganan MoU ini, ITB-AD Jakarta dan UM Maluku akan memulai riset kolaboratif terkait kondisi sosial-ekonomi perempuan nelayan, pemetaan potensi desa pesisir, serta analisis kebutuhan usaha mikro berbasis gender. Sementara itu, Kemen UMKM akan memastikan keberlanjutan program melalui pelatihan dan pendampingan usaha, fasilitasi peralatan produksi, akses permodalan, serta pembukaan jejaring pemasaran bagi kelompok perempuan nelayan.
 
Kaya gampang banget sih muncul ide untuk meningkatkan kapasitas ekonomi bagi perempuan nelayan di Maluku 🀝🌊. Saya pikir program TABP ini cukup keren dan pasti akan membawa dampak yang positif bagi perempuan pesisir di daerah tersebut πŸ’ͺ. Yang penting adalah program ini tidak hanya memberikan pelatihan saja, tapi juga pendampingan usaha yang lebih baik πŸ“ˆ.

Saya juga senang melihat bahwa ITB-AD Jakarta dan UM Maluku bekerja sama dengan Kemen UMKM untuk meningkatkan keberlanjutan usaha perempuan pesisir 🌟. Saya harap program ini tidak hanya membantu perempuan nelayan, tapi juga masyarakat sekitarnya yang lebih baik πŸ™.

Namun, saya rasa masih ada kesempatan besar untuk meningkatkan program ini agar lebih efektif dan efisien πŸ“Š. Misalnya, kita bisa membuat sistem monitoring dan evaluation yang lebih baik agar program ini dapat mengevaluasi dampaknya sendiri dan menyesuaikan strategi untuk meningkatkan performa πŸ‘.
 
Gue pikir kampus ITB-AD Jakarta ini benar-benar serius banget dengan program TABP ya! Mereka sudah lama berusaha membantu perempuan miskin di kota, sekarang mereka mau juga bantu perempuan nelayan di Maluku. Gue senang melihat mereka ingin memperkuat program ini agar usaha perempuan pesisir bisa bertahan dan berkembang. Kalau gue harus memberikan opini, saya pikir paling penting adalah mereka harus terus mendampingi usaha perempuan nelayan secara langsung dan tidak hanya berfokus pada pelatihan saja. Dengan demikian, perempuan nelayan bisa merasakan dampak langsung dari program ini dan bisa meningkatkan kapasitas ekonomi mereka sendiri 🀝🌊
 
Saya senang melihat perusaan kolaboratif ini, terutama karena aku tahu kalau sebenarnya itu hanya cara untuk menghindari tanggung jawab sebenarnya πŸ™ƒ. Meningkatkan kapasitas ekonomi bagi perempuan nelayan di Maluku? itu semua mudah-mudahan, kan? Sebelumnya aku coba aja ngobrol dengan tetanggaku yang punya keluarga nelayan, dan aku tahu kalau mereka sudah lama mengalami keterbatasan ekonomi πŸ€¦β€β™€οΈ. Tapi, aku juga senang melihat bahwa ITB-AD Jakarta mau terlibat dalam hal ini, karena mungkin mereka ingin memberikan contoh bukti bahwa perempuan nelayan di Maluku tidak begitu kehilangan harapan 😊.
 
program tabp itu cerdas banget πŸ€“, tapi apa salahnya kita tidak juga nambahin program seperti ini di daerah saya juga? sementara perempuan nelayan maluku udah punya masalah ekonomi yang serius, tapi kita ada daerah yang sama, gak usah ketinggalan aja πŸ˜•. saya harap progresnya cepat, dan bisa memberikan dampak positif bagi kelompok perempuan nelayan di daerah saya juga πŸ’ͺ.
 
Saya pikir ini sangat bagus! MoU ini adalah langkah yang tepat untuk meningkatkan kapasitas ekonomi bagi perempuan nelayan di Maluku. Program TABP memang memiliki tujuan yang jelas dan diatur dengan baik, termasuk observasi lapangan, pemetaan desa berbasis gender, serta pendampingan usaha yang disesuaikan dengan kebutuhan nyata perempuan pesisir. Saya senang melihat bahwa ITB-AD Jakarta dan UM Maluku bekerja sama untuk memperkuat program ini, serta Kemen UMKM juga turut menjalin kerja sama untuk memastikan keberlanjutan program.

Saya pikir ini adalah contoh nyata dari bagaimana perubahan kecil dapat membuat perbedaan besar dalam lives orang banyak. Saya harap program TABP dapat membawa perempuan nelayan di Maluku keluar dari kesulitan ekonomi dan dapat membangun masa depan yang lebih cerah untuk mereka dan keluarganya.
 
Gak bisa nggak terpesona sama program ini kan? Membangun kapasitas ekonomi bagi perempuan nelayan di Maluku itu gak terlalu masalah, tapi kalau mau tahu apa yang sebenarnya dimaksud dengan "perempuan duafa tulang punggung keluarga" itu keren, kan? Saya tidak punya wawasan apa-apa tentang program ini, tapi kalau bisa membantu perempuan nelayan di Maluku, saya nggak sabar banget! πŸ€”πŸŒŠ
 
Gue pikir gini sih, kalau kita nggak sengaja bantuin perempuan nelayan di Maluku, kapan mereka bisa bertahan dengan ekonomi yang stabil? ITB-AD Jakarta dan UM Maluku punya ide yang bagus banget, tapi kita harus makin serius lagi. Kita harus ada contoh nyata dari program TABP ini, bukan hanya ngomong-ngomong tentang perempuan nelayan di Maluku πŸ€πŸ’Ό

Kurangnya informasi bisa dipadukan dengan peningkatan kapasitas ekonomi bagi perempuan nelayan. Kita harus memberikan contoh nyata dari program yang sudah berjalan untuk terinspirasi lebih lanjut.

Gue rasa kita bisa belajar banyak dari ITB-AD Jakarta dan UM Maluku. Mereka punya pengalaman yang lama dalam membantu perempuan miskin di kota, jadi kalau kita bisa mengadaptasinya untuk perempuan nelayan di Maluku, saya yakin program ini akan berhasil 🌊πŸ’ͺ
 
πŸ˜ŠπŸŒ΄πŸ‘©β€πŸš aku pikir program TABP ini sangat penting banget! πŸ€πŸ’– perempuan nelayan di Maluku memang memiliki tantangan yang banyak, tapi dengan kerja sama seperti ini, aku yakin mereka bisa meningkatkan kapasitas ekonomi dan hidup mereka menjadi lebih baik 😊. ITB-AD Jakarta dan UM Maluku semoga bisa memberikan dukungan yang baik dan Kemen UMKM juga harus serius dalam mengimplementasikan program ini πŸ“πŸ’Ό. Aku rasa kalau perempuan nelayan di Maluku berhasil, maka itu akan menjadi contoh bagi masyarakat lainnya dan menciptakan perubahan positif yang bisa di rasakan oleh seluruh masyarakat πŸŒˆπŸ‘
 
Program TABP ini benar-benar bagus kan? Mereka punya tujuan yang jelas untuk meningkatkan kapasitas ekonomi bagi perempuan nelayan di Maluku... tapi bagaimana dengan keberlanjutan program ini? Apakah mereka benar-benar mempertimbangkan efeknya terhadap lingkungan pesisir itu? Kita harus berhati-hati, gak mau jadi korban eksploitasi.
 
Gue pikir program TABP ini seru banget! Membantu perempuan nelayan di Maluku untuk meningkatkan kapasitas ekonomi mereka. Gue senang melihat ITB-AD Jakarta dan UM Maluku bekerja sama untuk mendukung perempuan pesisir. tapi gue pikir program ini harus dilakukan dengan lebih efektif, misalnya dengan membuka jejak keberlanjutan usaha mereka sehingga tidak hanya pelatihan, tapi juga dana yang bisa membantu mereka untuk memulai usaha. dan gue harap Kemen UMKM bisa memberikan dukungan yang lebih baik dalam mendukung program ini.
 
Aku pikir program TABP ini cukup berisiko banget. Aku tidak ingin katakan bahwa program ini bermasalah, tapi aku lebih suka melihat dari perspektif lain ya. Apa salahnya kalau program ini hanya fokus pada perempuan nelayan yang mau bekerja keras dan buat usaha sendiri? Aku pikir ada banyak perempuan pesisir yang tidak mau meninggalkan keluarga atau bayi mereka agar bisa bekerja di laut. Kalau kita paksa semua perempuan nelayan untuk bekerja, mungkin tidak semua orang yang baik-baik saja dengan program ini.

Dan aku juga khawatir kalau program ini hanya fokus pada perempuan nelayan yang kaya akan sumber daya manusia dan tidak memiliki masalah lain. Aku pikir ada banyak perempuan pesisir yang menghadapi masalah lain, seperti tidak memiliki akses ke pendidikan atau perawatan kesehatan yang memadai. Kalau kita hanya fokus pada perempuan nelayan yang sehat dan memiliki sumber daya manusia yang banyak, mungkin program ini tidak akan berkesan bagi mereka yang membutuhkan.

Aku juga ingin tahu, apakah program TABP ini benar-benar ada target untuk meningkatkan kapasitas ekonomi perempuan nelayan di Provinsi Maluku? Aku pikir ada banyak faktor lain yang mempengaruhi kehidupan perempuan pesisir, seperti perubahan iklim atau ketidakstabilan harga ikan. Kalau kita hanya fokus pada meningkatkan kapasitas ekonomi mereka saja, mungkin program ini tidak akan dapat mengatasi masalah-masalah lain yang dialami oleh perempuan pesisir.
 
ini salah satu contoh bagaimana kampus-kampus swasta bisa berkontribusi dalam meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat khususnya perempuan di daerah pesisir nantinya ini juga memang patut kita dukung karena program ini jelas bertujuan untuk mengatasi masalah nyata yang dihadapi oleh perempuan nelayan di Maluku πŸŒŠπŸ‘©β€πŸ³
 
Saya pikir ini sangat baik ya! Kampus-kampus seperti ITB-AD Jakarta dan UM Maluku harus terus berinovasi dan membuat kontribusi yang nyata terhadap masyarakat, terutama perempuan nelayan di Provinsi Maluku. Saya senang melihat bahwa program TABP ini akan mengutamakan pendampingan usaha yang sesuai dengan kebutuhan nyata perempuan pesisir, sehingga mereka bisa bertahan dan berkembang bersama-sama. πŸ€πŸ’‘
 
kira-kira bagaimana punya keuntungan apalagi itu program TABP kalau diterapkan di daerah nusantara luar jakarta, misalnya di sulawesi atau maluku, tentu akan membantu banyak perempuan nelayan yang hidup sederhana di laut 😊. harusnya ada program seperti ini untuk meningkatkan kapasitas ekonomi bagi perempuan masyarakat pesisir. biar tidak kalah dengan program yang sudah ada di daerah lain πŸ€”.
 
Aku pikir ini itu baik-baik aja, tapi kita harus bayangkan bagaimana program seperti ini sebenarnya bisa berubah menjadi realitas tanpa ada tekanan dari pemerintah atau organisasi internasional. Kita harus yakin bahwa pemberdayaan perempuan nelayan bukan hanya tentang mendapatkan uang, tapi juga tentang keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan. Aku harap program ini bisa membantu meningkatkan kualitas hidup mereka dan tidak menjadi semata-mata program yang dibuat oleh luar. 🀞
 
Hei heii! Program TABP ini sangat keren banget! Saya senang melihat universitas-universitas di Indonesia seperti ITB-AD Jakarta dan UM Maluku bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas ekonomi bagi perempuan nelayan di Provinsi Maluku. πŸ™ŒπŸΌπŸ’ͺ Mereka harus dihormati karena sudah berjuang keras untuk mengembangkan usaha mikro mereka! Saya yakin program ini akan membawa perubahan positif bagi perempuan pesisir dan saya sangat mendukung! πŸ’•
 
Pikirnya sih kalau kita semua bisa bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan ekonomi perempuan di wilayah Maluku 🀝. Program TABP itu benar-benar perlu, tapi gue rasa tidak cukup buat pihak UMKM yang harus memastikan keberlanjutan program ini, karena nanti kalau tidak seimbang, program bisa menjadi bongkarnya juga πŸ˜’. Dan mungkin kita harus ada pilihan untuk penerima pendampingan usaha di desa-desa tertentu yang lebih membutuhkan πŸ€”.
 
Gak percaya sih kalau ada kalimat seperti "berjarak dari problem sosial di akar rumput" yang bisa dibagikan dengan netizen. Wajar banget kan, progresif aja. Program TABP ini gampangnya akan membantu perempuan nelayan Maluku mendapatkan bantuan yang sebenarnya. Sama-sama ITB-AD dan UM Maluku yang mau bekerja sama. Harusnya ada fasilitas yang lebih baik lagi, seperti program kemitraan usaha dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berpengalaman. Tapi kalau tidak, ini bisa menjadi awal dari sesuatu yang positif. πŸ€—
 
kembali
Top