Maaf bro, kalau ngeliat ngeblog tentang kasus ini, aku jadi penasaran. Apa sih yang terjadi? Gerindra itu bukanlah partai apa aja, tapi gerakan politik yang populer di Indonesia, kan? Jadi kalau mereka salah, itu berarti semua yang ikut dalam partai tersebut juga salah?
Aku pikir ini kasus pelajaran untuk semua pihak. Bapak/bu yang menjadi bupati Aceh Selatan pasti punya tujuan baik, tapi sepertinya ada kesalahan strategi atau komunikasi. Apakah ada yang bisa dipelajari dari kejadian ini?
Aku rasa penting buat kita semua sadar bahwa dalam politik, tidak ada jawaban yang sempurna. Yang terpenting adalah kita belajar dari kesalahan dan terus berinovasi. Kalau Gerindra salah, maka kita harus memperbaiki diri sendiri, bukan menyeruduk pada lawan.
Aku kira ini bisa menjadi peluang bagi kita semua untuk berdiskusi dan mendiskusikan solusi yang lebih baik.