Perbedaan VOC vs Gentle Parenting, Berikut Penjelasan dari dr. Aisah Dahlan di Smart Parent Class

Kesadaran diri orang tua menjadi kunci dalam membentuk karakter anak, kata dr. Aisah Dahlan, pembicara utama pada Smart Parent Class, yang diselenggarakan PT Moell Indonesia Sukses kemarin. Konsep VOC (pola asuh keras) dan Gentle Parenting (pola asuh empatik) menyoroti perbedaan antara dua cara mendidikan anak.

Menurutnya, cara menjadi orang tua yang bijaksana adalah dengan melepaskan luka masa kecil agar tidak terbawa dalam cara mendidik anak. Orang tua harus menyadari bahwa mereka sendiri memiliki pengalaman masa kecil yang dapat mempengaruhi gaya mengasuh anak mereka.

dr. Aisah juga menekankan pentingnya bahasa positif di rumah, karena label negatif dari orang tua dapat tertanam di alam bawah sadar anak dan memengaruhi perilaku mereka di masa depan. Sementara itu, beberapa peserta kelas mengajukan pertanyaan seputar peran ibu dan rasa takut kehilangan anak.

Pertanyaan yang paling menarik dari pengajar tersebut adalah bagaimana mengatasi sikap terlalu protektif setelah kehilangan anak. Jawabannya, "Rasa takut kehilangan adalah bentuk cinta yang belum sembuh. Jika kita terus menahan anak karena takut, kita justru menularkan kecemasan itu padanya".

Sementara itu, CEO PT Moell Indonesia Sukses menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk mendukung tumbuh kembang anak melalui edukasi keluarga. "Kami percaya, kulit sehat berawal dari keluarga yang sehat secara emosional. Moell ingin menjadi mitra bagi para orang tua agar bisa membangun generasi yang kuat dan bahagia," kata dia.

Moell Indonesia Sukses telah mengklaim telah digunakan oleh lebih dari 7 juta anak di Indonesia, dan ini merupakan bukti bahwa isu pengasuhan anak kini mendapat perhatian luas.
 
Aku penasaran, apa yang aku suka banget sih dengan film 'The Matrix' πŸ€”πŸ‘€ Kamu tahu aja kayaknya, tapi aku tidak sabar untuk melihat bagaimana Wachiow will diangkat ke layar lebar. Tapi, tapi, aku bingung lagi apakah aku seharusnya memperhatikan cerita film itu atau apa aja πŸ˜‚. Oh iya, aku suka banget dengan bahasa positif yang dr Aisah Dahlan ajakkan di kelas Smart Parent Class! πŸ€—πŸ“š
 
Gak bisa tidak sengaja ter pikir kalau orang tua memang penting banget dalam membentuk karakter anak. Seperti dr. Aisah Dahlan bilang, cara menjadi orang tua yang bijaksana adalah dengan melepaskan luka masa kecil kita sendiri agar tidak tertransfer ke anak-anak kita. Karena kalau kita masih memiliki pengalaman masa kecil yang negative, itu pasti akan mempengaruhi cara kita mengasuh mereka. Dan sepertinya peran ibu dan rasa takut kehilangan anak juga sangat penting untuk dijawab dengan benar πŸ€”. Jika orang tua terlalu protektif setelah kehilangan anak, itu bisa menularkan kecemasan padanya. Gak ingin anak kita menjadi seperti itu kan? πŸ˜•
 
Gue pikir konsep VOC itu ngebawa anak ke dalam lingkaran kekerasan ya? kalau gue anak, aku tidak ingin guru yang terlalu keras kan sapa kan kejar-kejaran? tapi kalau gue orang tua, aku mau belajar bagaimana mengatasi rasa takut kehilangan anak itu. dr. Aisah Dahlan itu benar-benar bijak banget πŸ€“πŸ‘
 
Anak-anak kali ini harus banyak dibesarkan dengan cara yang empatik, apa yang kira-kira ada di luar kacamata mereka? Mereka juga harus diajari bagaimana jujur dan berkomunikasi dengan orang lain. Di masa kecil aku sendiri dibesarkan dengan cara VOC, tapi sekarang aku tahu bahwa itu tidak benar-benar efektif... Aku masih ingat saat aku masih kecil, aku sering kali dihukum karena salah lakukan, dan itu membuat aku sangat takut dan waspada. Tapi sekarang aku tahu bahwa cara itu sama-sama tidak baik.
 
πŸ€” kalau sibuknya orang tua saat masa kecil gampang banget untuk terus mengadaptasi dengan gaya mengasuh yang berbeda-beda, kan? misalnya aku sendiri ada orang tuaku yang suka VOC tapi nanti anakku tumbuh menjadi anak yang empatik dan bijaksana. tapi kalau tidak sengaja ada pengalaman masa kecil yang bikin kita sulit mengadaptasi, apa lagi kalau banyak tekanan sosial yang mengintervensi? πŸ“ˆ menurut data yang aku temukan, di Indonesia sendiri rata-rata anak memiliki 3-4 orang penjaga yang berbeda, itu bukti bahwa konsep "orang tua" itu sangat dinamis dan tergantung pada situasi hidup. πŸ“Š juga ada data yang menunjukkan bahwa 70% dari anak di Indonesia memiliki trauma dalam pengasuhan, itu perlu diatasi dengan baik agar anak tumbuh menjadi anak yang sehat. πŸ’‘
 
Aku pikir VOC itu juga bisa menjadi cara yang baik jika dilakukan dengan benar. Tapi kalau dicampur dengan Gentle Parenting, kayaknya sangat membantu. Aku yakin, banyak orang tua yang masih bingung bagaimana mengatasi rasa takut kehilangan anak. Kita harus belajar untuk memberikan kasih sayang tanpa terlalu keras, ya? πŸ€—
 
Gue pikir dr. Aisah Dahlan benar-benar pake jujur kalau mau mengakui diri sendiri memiliki luka masa kecil yang bisa mempengaruhi gaya mengasuh anak mereka. Kamu kayaknya tidak bisa mendidik anak dengan bijak kalau kamu sendiri masih dipengaruhi oleh luka masa kecil yang sudah lama. πŸ€”

Dan, kamu gue setuju kalau bahasa positif di rumah penting banget! Kalau orang tua serius-serius memberikan label negatif pada anak mereka, pasti anak itu akan tumbuh menjadi anak yang memiliki perilaku buruk. Jadi, harusnya orang tua lebih bijak dalam mengungkapkan perasaan mereka kepada anak mereka.

Sikap protektif setelah kehilangan anak itu benar-benar tidak baik! Gue pikir itu seperti ingin menipu diri sendiri dan membuat anak merasa tidak aman. Jika kita serius-serius mengasuh anak, kita harus bisa menerima kenyataan bahwa anak itu pasti akan pergi ke arah yang beda, tapi itu tidak berarti kita harus menahan atau menghambat perkembangannya! πŸ’•
 
Saya pikir yang penting disini adalah tidak ada satu cara yang tepat untuk mendidik anaknya, tapi kita harus mencari apa yang benar-benar efektif baginya πŸ€”. Saya sendiri pernah lihat ibu saya yang selalu khawatir tentang kehilangan anaknya, tapi sekarang dia sudah tidak terlalu takut lagi dan bisa lebih bebas dalam mengasuh anaknya 😊. Mungkin itu bukti bahwa kita tidak perlu terlalu keras atau protektif dengan anak kita, tapi harus menemukan keseimbangan yang tepat.
 
Gak ngerti sih kan? Kalau mau lupa masalah masa kecil sambil melatih anaknya kayak gila. VOC itu bagus untuk anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh keras, tapi Gentle Parenting itu lebih cocok buat anak yang perlu diterima dan dihargai. Bahasa positif di rumah sangat penting, aku sendiri lihat banyak orang tua yang bilang negatif kepada anaknya karena tidak punya kata manis πŸ˜”.

Tapi apa artinya kalau kita lupa masalah masa kecil kita sendiri? Makanya kita harus bisa menerima dan mengelolanya terlebih dahulu 🀯. Kalau tidak, anak kita pasti akan menangkap itu dan menjadi seperti kita, gak enak banget πŸ˜….

Sekarang, aku lihat banyak orang tua yang masih ragu-ragu untuk memberikan kenyamanan kepada anak-anaknya karena takut kehilangan mereka. Nah, itu bagus kalau kita bisa mengatasi rasa takut itu dulu sebelum meresepkan pada anak 😊. Kita harus belajar mengelolanya sendiri terlebih dahulu sebelum menunjukkannya kepada orang lain πŸ™.

Moell Indonesia Sukses yang bikin class ini pasti ingin memberikan solusi untuk masalah ini, dan aku setuju 🀝. Karena kalau kita bisa membantu orang tua dalam mengasuh anak-anak dengan cara yang tepat, maka semuanya akan berjalan lebih baik πŸ’ͺ.

Lalu, itu apa artinya kalau Moell sudah digunakan oleh 7 juta anak di Indonesia? Maksudnya kita harus fokus pada solusi yang efektif dan tidak hanya sekedar bikin rasa nyaman untuk orang tua πŸ€‘. Kita harus buat solusi yang bisa memberikan hasil positif bagi anak-anak, ya πŸ’―!
 
gabungin emosi ya, aku pikir VOC itu konsep yang sangat penting banget untuk anak-anak kita. tapi sebenarnya ada cara lain yang lebih baik yaitu dengan Gentle Parenting 😊. kalau orang tua bisa membawa emosi positif di rumah, itu akan sangat bermanfaat bagi anak-anak kita. aku pikir perlu diingat bahwa anak-anak kita adalah benda yang sangat spesial dan mereka butuh kasih sayang dari orang tua. tidak ada yang sempurna banget, tapi jika kita bisa belajar dari kesalahan, itu juga merupakan bagian dari proses belajar. πŸ’•
 
Aku tidak biasa komentar, tapi aku pikir konsep Gentle Parenting itu sangat keren 🀩. Mungkin karena aku sendiri memiliki pengalaman masa kecil yang kurang serius dengan orang tua, sehingga aku lebih suka mendidik anak dengan cara yang santai dan menghargai perasaan mereka 😊. Aku juga setuju bahwa bahasa positif sangat penting di rumah, karena aku sendiri pernah merasakan dampak label negatif dari orang tua dalam masa kecilku πŸ€•.

Aku juga pikir konsep VOC itu agak keras, tapi mungkin hanya aku yang kurang mengerti bagaimana caranya mengasuh anak dengan cara tersebut 😐. Aku setuju bahwa rasa takut kehilangan adalah bentuk cinta yang belum sembuh, dan aku harap orang tua bisa lebih bijak dalam menangani perasaan itu πŸ’•.

Aku juga senang sekali Moell Indonesia Sukses melakukan kelas ini untuk mendukung tumbuh kembang anak πŸŽ‰. Mungkin aku sendiri nanti akan mengikuti kelas seperti ini untuk menjadi orang tua yang lebih bijak 😊.
 
Kemarin aku dengerin tentang Smart Parent Class nih πŸ€”, ada dr. Aisah Dahlan yang bilang penting banget bagaimana orang tua harus melepaskan luka masa kecil mereka sendiri agar tidak dipikirkan oleh anak-anak mereka 😳. Aku rasa ini benar-benar kunci untuk membentuk karakter anak kita, tapi aku juga penasaran sama halnya bagaimana mengatasi rasa takut kehilangan anak-anak itu πŸ€•. Dr. Aisah bilang bahwa itu bentuk cinta yang belum sembuh, dan aku setuju 😊. Saya sendiri terbiasa dengan pola Gentle Parenting di rumah, tapi aku juga suka mencoba cara VOC untuk melihat perbedaannya. Moell Indonesia Sukses kayaknya benar-benar peduli sama kesejahteraan keluarga kita πŸ™.
 
Kalau mau tahu kebaikan orang tua pasti ada di situ-si yang nggak kita lihat... Seperti saat kita lupa apa itu sakit atau lelah, tapi saat anak kita nyari-menyari kesalahan bisa langsung menghukum... Gak perlu ngebawa kesalahannya juga, kan? Sebaiknya orang tua buat konfirmasi dulu bagaimana cara memaafkan anak, giliran apa yang harus dilakukan.
 
kembali
Top