Perang Dunia III tidak hanya berada di horizon, tapi sudah mulai terungkap dengan jelas. Menurut Dmitry Trenin, peneliti Institut Ekonomi Dunia dan Hubungan Internasional Rusia yang juga anggota Dewan Urusan Internasional Rusia (RIAC), perang ini telah dimulai sejak 2014 bagi Rusia, 2017 bagi China, dan 2023 bagi Iran.
Perang ini bukan hanya pertarungan antara negara-negara besar, tapi konflik menyeluruh yang mencakup sabotase ekonomi, agitasi sosial, serta destabilisasi internal negara-negara lawan. Trenin juga menyoroti keterlibatan langsung negara-negara NATO dalam serangan terhadap target Rusia melalui dukungan mereka kepada Ukraina.
Ia percaya bahwa perang global ini dipicu oleh ketakutan Barat terhadap kebangkitan kekuatan baru seperti Rusia dan China, yang dianggap sebagai ancaman terhadap dominasi geopolitik dan ideologi Barat. "Ini bukan sekadar pertarungan geopolitik, ini adalah perang eksistensial bagi Barat," katanya.
Trenin mendorong Rusia untuk tidak lagi bersikap defensif dan harus mobilisasi nasional yang cerdas, penguatan sektor teknologi, ekonomi, hingga demografi. Ia juga menekankan pentingnya konsolidasi dengan mitra strategis seperti Belarus dan Korea Utara.
Dalam pernyataannya yang lebih tajam, Trenin bahkan menyebut bahwa jika eskalasi tak dapat dihindari, maka Rusia harus siap melakukan serangan preemptif, termasuk dengan senjata nuklir jika diperlukan. "Pencegahan harus aktif. Jika perlu, kita harus siap menggunakan cara khusus dengan kesadaran penuh akan konsekuensinya," kata dia.
Menurutnya, kemenangan dalam konflik ini tidak diukur dari pendudukan wilayah, melainkan dari keberhasilan menggagalkan rencana musuh. Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa perang saat ini mencakup seluruh lini: dari militer hingga narasi informasi.
"Perang Dunia III sudah dimulai, tapi banyak yang tak sadar," kata Trenin. "Waktu untuk ilusi telah berakhir. Kita berada dalam perang dunia. Satu-satunya jalan ke depan adalah melalui tindakan yang berani dan strategis."
Perang ini bukan hanya pertarungan antara negara-negara besar, tapi konflik menyeluruh yang mencakup sabotase ekonomi, agitasi sosial, serta destabilisasi internal negara-negara lawan. Trenin juga menyoroti keterlibatan langsung negara-negara NATO dalam serangan terhadap target Rusia melalui dukungan mereka kepada Ukraina.
Ia percaya bahwa perang global ini dipicu oleh ketakutan Barat terhadap kebangkitan kekuatan baru seperti Rusia dan China, yang dianggap sebagai ancaman terhadap dominasi geopolitik dan ideologi Barat. "Ini bukan sekadar pertarungan geopolitik, ini adalah perang eksistensial bagi Barat," katanya.
Trenin mendorong Rusia untuk tidak lagi bersikap defensif dan harus mobilisasi nasional yang cerdas, penguatan sektor teknologi, ekonomi, hingga demografi. Ia juga menekankan pentingnya konsolidasi dengan mitra strategis seperti Belarus dan Korea Utara.
Dalam pernyataannya yang lebih tajam, Trenin bahkan menyebut bahwa jika eskalasi tak dapat dihindari, maka Rusia harus siap melakukan serangan preemptif, termasuk dengan senjata nuklir jika diperlukan. "Pencegahan harus aktif. Jika perlu, kita harus siap menggunakan cara khusus dengan kesadaran penuh akan konsekuensinya," kata dia.
Menurutnya, kemenangan dalam konflik ini tidak diukur dari pendudukan wilayah, melainkan dari keberhasilan menggagalkan rencana musuh. Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa perang saat ini mencakup seluruh lini: dari militer hingga narasi informasi.
"Perang Dunia III sudah dimulai, tapi banyak yang tak sadar," kata Trenin. "Waktu untuk ilusi telah berakhir. Kita berada dalam perang dunia. Satu-satunya jalan ke depan adalah melalui tindakan yang berani dan strategis."