Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (28/10/2025) memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel untuk melakukan serangan dahsyat ke Jalur Gaza, setelah menganggap Hamas melakukan pelanggaran gencatan senjata.
Menurut kantor PM Israel, perintah menyerang Gaza secara dahsyat muncul karena adanya dugaan serangan Hamas kepada tentara IDF di Rafah yang masih menjadi wilayah kekuasaan Israel. Selain itu, Hamas dituduh menyerahkan jenazah pada Israel yang penemuannya sudah diskenariokan.
Sementara itu, organisasi sayap Hamas memutuskan untuk menunda menyerahkan jenazah seorang sandera yang ditemukan di Gaza selatan setelah menerima kabar Netanyahu memerintahkan untuk serang Gaza. Jenazah tersebut rencananya diserahkan pada hari Selasa setelah diambil dari sebuah terowongan di Khan Younis.
Hamas membantah terlibat insiden di Rafah dan menyebut serangan Israel di Gaza sebagai pelanggaran berat atas kesepakatan gencatan senjata. Hamas mendesak mediator turun tangan dan menekan Israel agar menghentikan serangan.
Saat ini, jumlah korban tewas dari pihak Palestina bertambah banyak sejak Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata mulai 11 Oktober 2025. Sebelum serangan udara kali ini, korban tewas usai kesepakatan damai mencapai 93 orang, 337 orang terluka, ditambah 472 jenazah telah dibawa dari bawah reruntuhan.
Jika diakumulasikan sejak terjadinya serangan Israel 7 Oktober 2023, jumlah korban dari pihak Palestina menjadi 68.527 orang tewas dengan 170.395 orang lainnya terluka.
Menurut kantor PM Israel, perintah menyerang Gaza secara dahsyat muncul karena adanya dugaan serangan Hamas kepada tentara IDF di Rafah yang masih menjadi wilayah kekuasaan Israel. Selain itu, Hamas dituduh menyerahkan jenazah pada Israel yang penemuannya sudah diskenariokan.
Sementara itu, organisasi sayap Hamas memutuskan untuk menunda menyerahkan jenazah seorang sandera yang ditemukan di Gaza selatan setelah menerima kabar Netanyahu memerintahkan untuk serang Gaza. Jenazah tersebut rencananya diserahkan pada hari Selasa setelah diambil dari sebuah terowongan di Khan Younis.
Hamas membantah terlibat insiden di Rafah dan menyebut serangan Israel di Gaza sebagai pelanggaran berat atas kesepakatan gencatan senjata. Hamas mendesak mediator turun tangan dan menekan Israel agar menghentikan serangan.
Saat ini, jumlah korban tewas dari pihak Palestina bertambah banyak sejak Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata mulai 11 Oktober 2025. Sebelum serangan udara kali ini, korban tewas usai kesepakatan damai mencapai 93 orang, 337 orang terluka, ditambah 472 jenazah telah dibawa dari bawah reruntuhan.
Jika diakumulasikan sejak terjadinya serangan Israel 7 Oktober 2023, jumlah korban dari pihak Palestina menjadi 68.527 orang tewas dengan 170.395 orang lainnya terluka.