Perselingkuhan, fenomena yang sangat umum di kalangan masyarakat, namun masih banyak orang yang tidak memahami penyebabnya. Apakah perselingkuhan itu sebenarnya karena niat untuk melanggar batasan, atau apakah ada faktor-faktor lain yang lebih kompleks?
Menurut Relationship coach Lex Depraxis, perselingkuhan tidak awali dengan niat untuk melanggar batasan. Sebaliknya, orang yang selingkuh tidak diawali niat untuk selingkuh. Mereka merasa tidak bisa jadi diri sendiri di rumah dan tidak bisa berbicara tentang passion mereka kepada pasangan.
Awal permulaan perselingkuhan biasanya dimulai dengan keinginan untuk bercerita tentang diri sendiri yang tidak bisa diungkapkan ke pasangannya. Mereka ingin bercanda, bersimulasikan masa depan, atau bahkan hanya berbicara tentang hal-hal yang tidak dia temukan di rumah. Namun, semakin berjalan waktu, mereka mulai menemukan rasa nyaman dengan orang lain di luar rumah.
Saat itu, percikan perselingkuhan dimulai dan linen antara pasangan mulai blur. Orang yang selingkuh mulai berpikir bahwa pasangan mereka tidak cantik atau suami mereka tidak lebih baik darinya. Mereka hanya ingin memiliki hal-hal yang tidak dia temukan di rumah, seperti perhatian dan penghargaan dari orang lain.
Menurut Lex, perselingkuhan itu sebenarnya adalah investasi perasaan yang berkelanjutan seseorang. Orang yang selingkuh bukanlah orang yang jahat atau tidak tahu niatnya sendiri, melainkan orang yang merasa tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri.
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa perselingkuhan tidak sebenarnya karena niat untuk melanggar batasan, melainkan karena faktor-faktor lain seperti perasaan tidak puas dan kebutuhan akan perhatian dan penghargaan dari orang lain.
Menurut Relationship coach Lex Depraxis, perselingkuhan tidak awali dengan niat untuk melanggar batasan. Sebaliknya, orang yang selingkuh tidak diawali niat untuk selingkuh. Mereka merasa tidak bisa jadi diri sendiri di rumah dan tidak bisa berbicara tentang passion mereka kepada pasangan.
Awal permulaan perselingkuhan biasanya dimulai dengan keinginan untuk bercerita tentang diri sendiri yang tidak bisa diungkapkan ke pasangannya. Mereka ingin bercanda, bersimulasikan masa depan, atau bahkan hanya berbicara tentang hal-hal yang tidak dia temukan di rumah. Namun, semakin berjalan waktu, mereka mulai menemukan rasa nyaman dengan orang lain di luar rumah.
Saat itu, percikan perselingkuhan dimulai dan linen antara pasangan mulai blur. Orang yang selingkuh mulai berpikir bahwa pasangan mereka tidak cantik atau suami mereka tidak lebih baik darinya. Mereka hanya ingin memiliki hal-hal yang tidak dia temukan di rumah, seperti perhatian dan penghargaan dari orang lain.
Menurut Lex, perselingkuhan itu sebenarnya adalah investasi perasaan yang berkelanjutan seseorang. Orang yang selingkuh bukanlah orang yang jahat atau tidak tahu niatnya sendiri, melainkan orang yang merasa tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri.
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa perselingkuhan tidak sebenarnya karena niat untuk melanggar batasan, melainkan karena faktor-faktor lain seperti perasaan tidak puas dan kebutuhan akan perhatian dan penghargaan dari orang lain.