Pemerintah Indonesia telah menempatkan Rp200 triliun di bank untuk mengurangi biaya dana. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya dana yang meningkat akibat tabungan special rate nasabah konglomerat.
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Kacaribu, mengatakan bahwa dampak positif dari langkah ini sudah terlihat dalam dua minggu. Biaya dana di sektor perbankan, khususnya pada bank dengan kinerja kredit yang baik, turun secara signifikan.
Sebelum adanya injeksi dana ini, biaya dana di sektor perbankan berkisar 30 persen dari total biaya dana tersebut bersumber dari deposito special rate. Namun, setelah pemerintah menempatkan Rp200 triliun, banyak special rate yang kalah saing.
Dampak ini juga dapat dilihat pada penurunan suku bunga deposito di industri perbankan. Dalam dua minggu pertama, rata-rata suku bunga deposito turun lebih dari 50 basis poin (bps), sementara suku bunga kredit mengalami penurunan sekitar 11 bps.
Febrio juga menyatakan bahwa biaya dana yang menjadi lebih murah memberi ruang bagi bank untuk mempercepat penyaluran kredit. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit yang mencapai 7,5 persen hingga Agustus 2025.
Kemenkeu menilai langkah ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi fiskal dan moneter dapat langsung memberikan dampak positif bagi perekonomian. Pemerintah berharap penurunan bunga simpanan dan kredit dapat mendorong konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2025.
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Kacaribu, mengatakan bahwa dampak positif dari langkah ini sudah terlihat dalam dua minggu. Biaya dana di sektor perbankan, khususnya pada bank dengan kinerja kredit yang baik, turun secara signifikan.
Sebelum adanya injeksi dana ini, biaya dana di sektor perbankan berkisar 30 persen dari total biaya dana tersebut bersumber dari deposito special rate. Namun, setelah pemerintah menempatkan Rp200 triliun, banyak special rate yang kalah saing.
Dampak ini juga dapat dilihat pada penurunan suku bunga deposito di industri perbankan. Dalam dua minggu pertama, rata-rata suku bunga deposito turun lebih dari 50 basis poin (bps), sementara suku bunga kredit mengalami penurunan sekitar 11 bps.
Febrio juga menyatakan bahwa biaya dana yang menjadi lebih murah memberi ruang bagi bank untuk mempercepat penyaluran kredit. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit yang mencapai 7,5 persen hingga Agustus 2025.
Kemenkeu menilai langkah ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi fiskal dan moneter dapat langsung memberikan dampak positif bagi perekonomian. Pemerintah berharap penurunan bunga simpanan dan kredit dapat mendorong konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2025.