Tiga Puluh Hari Ini: Penembak Penembak Dua Tentara AS di Dekat Gedung Putih
Gedung Putih, Washington D.C - Menurut laporan dari media Amerika Serikat, pukul 15.00 WIB tiga puluh hari ini dua tentara Garda Nasional dari negara bagian West Virginia ditembak sengit di dekat Gedung Putih, ibu kota AS. Dua korban tersebut berada dalam kondisi kritis dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Tersangka penembak tersebut bernama Rahmanullah Lakanwal, warga negara Afghanistan yang memasuki Amerika Serikat pada tahun 2021. Motif penembakan ini masih belum diketahui oleh pihak penegak hukum. Rahmatullah merupakan imigran Afrika yang hidup di AS selama bertahun-tahun.
Kedua tentara Garda Nasional tersebut ditembak bersenjata saat sedang berjalan, dan akhirnya terluka setelah melibatkan baku tembak dengan salah satu korban. Akibat serangan ini, Presiden AS Donald Trump dan sejumlah pemimpin negara bagian mengeluarkan pernyataan yang mengutuk kekerasan tersebut dan menyerukan akuntabilitas.
Penembakan ini merupakan insiden yang menyoroti kekhawatiran keamanan di ibu kota Amerika Serikat, Washington D.C, terutama di tengah peningkatan pengerahan Garda Nasional setelah perintah Presiden Trump awal tahun ini. Akibat serangan tersebut, Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengumumkan bahwa 500 anggota tambahan Garda Nasional akan dikerahkan ke Washington D.C untuk meningkatkan keamanan di wilayah tersebut.
Pihak penegak hukum sedang berusaha menemukan penyebab dari insiden ini dan menancapkan tanggung jawab atas pelaku yang merespons dengan kekerasan.
Gedung Putih, Washington D.C - Menurut laporan dari media Amerika Serikat, pukul 15.00 WIB tiga puluh hari ini dua tentara Garda Nasional dari negara bagian West Virginia ditembak sengit di dekat Gedung Putih, ibu kota AS. Dua korban tersebut berada dalam kondisi kritis dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Tersangka penembak tersebut bernama Rahmanullah Lakanwal, warga negara Afghanistan yang memasuki Amerika Serikat pada tahun 2021. Motif penembakan ini masih belum diketahui oleh pihak penegak hukum. Rahmatullah merupakan imigran Afrika yang hidup di AS selama bertahun-tahun.
Kedua tentara Garda Nasional tersebut ditembak bersenjata saat sedang berjalan, dan akhirnya terluka setelah melibatkan baku tembak dengan salah satu korban. Akibat serangan ini, Presiden AS Donald Trump dan sejumlah pemimpin negara bagian mengeluarkan pernyataan yang mengutuk kekerasan tersebut dan menyerukan akuntabilitas.
Penembakan ini merupakan insiden yang menyoroti kekhawatiran keamanan di ibu kota Amerika Serikat, Washington D.C, terutama di tengah peningkatan pengerahan Garda Nasional setelah perintah Presiden Trump awal tahun ini. Akibat serangan tersebut, Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengumumkan bahwa 500 anggota tambahan Garda Nasional akan dikerahkan ke Washington D.C untuk meningkatkan keamanan di wilayah tersebut.
Pihak penegak hukum sedang berusaha menemukan penyebab dari insiden ini dan menancapkan tanggung jawab atas pelaku yang merespons dengan kekerasan.