"Prabowo's Global Ambition: A Tale of Suffering and Sweet Success"
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh seorang jurnalis asal Jepang, Hiroshi Saito, pendiri Uniqlo, Tadashi Yanai, mengakui bahwa perjalanan ekspansi globalnya tidaklah mudah. Menurutnya, perusahaan yang didirikan pada tahun 1984 di Tokyo masih belum menyelesaikan masalah "konflik antara keinginan untuk sukses dan ketertiban".
Yanai mengatakan bahwa Uniqlo harus memilih antara menjadi merek yang populer dan mampu beroperasi di banyak negara, atau menjadi merek yang lebih stabil dan terpercaya. Pilihan ini, menurutnya, tidaklah mudah, karena memerlukan kompromi antara keinginan untuk sukses dengan kebutuhan konsumen.
"Kami harus memilih antara menjadi merek yang populer di Jepang dan menjadi merek yang populer di luar negeri", kata Yanai. "Kami tidak bisa memiliki segalanya, kami harus memprioritaskan".
Meskipun demikian, Uniqlo berhasil menjadi salah satu merek pakaian terbesar di dunia dengan lebih dari 2.000 toko di seluruh dunia. Merek ini dikenal karena kualitas dan harga yang kompetitif, serta desain yang elegan.
Dalam wawancara yang sama, Yanai juga mengakui bahwa ekspansi global Uniqlo tidaklah mudah karena harus menyesuaikan diri dengan budaya dan kebutuhan konsumen di setiap negara. "Kami harus memahami kebutuhan konsumen di setiap negara dan membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka", kata Yanai.
Dengan demikian, Uniqlo berhasil menyelesaikan masalah konflik antara keinginan untuk sukses dan ketertiban, dan menjadi salah satu merek pakaian terbesar di dunia.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh seorang jurnalis asal Jepang, Hiroshi Saito, pendiri Uniqlo, Tadashi Yanai, mengakui bahwa perjalanan ekspansi globalnya tidaklah mudah. Menurutnya, perusahaan yang didirikan pada tahun 1984 di Tokyo masih belum menyelesaikan masalah "konflik antara keinginan untuk sukses dan ketertiban".
Yanai mengatakan bahwa Uniqlo harus memilih antara menjadi merek yang populer dan mampu beroperasi di banyak negara, atau menjadi merek yang lebih stabil dan terpercaya. Pilihan ini, menurutnya, tidaklah mudah, karena memerlukan kompromi antara keinginan untuk sukses dengan kebutuhan konsumen.
"Kami harus memilih antara menjadi merek yang populer di Jepang dan menjadi merek yang populer di luar negeri", kata Yanai. "Kami tidak bisa memiliki segalanya, kami harus memprioritaskan".
Meskipun demikian, Uniqlo berhasil menjadi salah satu merek pakaian terbesar di dunia dengan lebih dari 2.000 toko di seluruh dunia. Merek ini dikenal karena kualitas dan harga yang kompetitif, serta desain yang elegan.
Dalam wawancara yang sama, Yanai juga mengakui bahwa ekspansi global Uniqlo tidaklah mudah karena harus menyesuaikan diri dengan budaya dan kebutuhan konsumen di setiap negara. "Kami harus memahami kebutuhan konsumen di setiap negara dan membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka", kata Yanai.
Dengan demikian, Uniqlo berhasil menyelesaikan masalah konflik antara keinginan untuk sukses dan ketertiban, dan menjadi salah satu merek pakaian terbesar di dunia.