Kasus Baru HIV/AIDS di Maluku Terus Menanjak, 556 Kasus Baru Ditemukan Selama Januari-November 2025
Dalam laporan baru yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Maluku, tercatat 556 kasus baru HIV/AIDS di wilayah tersebut selama periode Januari-November 2025. Kota Ambon menjadi pusat kepadatan kasus, dengan sebaran tertinggi di kota ini yaitu 259 kasus.
Menurut Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, setiap bulan Dinkes Provinsi Maluku menerima laporan tentang kasus baru yang ditemukan. Ia menjelaskan bahwa rata-rata kasus baru yang ditemukan setiap bulan adalah sekitar 45 kasus, atau lebih dari satu kasus per hari.
Penanggulangan HIV/AIDS di Maluku menjadi prioritas utama, karena penularannya tidak hanya terbatas pada kelompok risiko tinggi, tetapi juga telah masuk ke lingkungan keluarga dan anak-anak. Kasus 77 persen dari total kasus yang ditemukan ada pada kelompok usia produktif 15-39 tahun, menjadi ancaman serius terhadap kualitas sumber daya manusia dan potensi terjadinya "lost generation".
Selain Kota Ambon, temuan kasus baru Januari-November 2025 juga didominasi oleh Kepulauan Tanimbar (57 kasus), Maluku Tengah (52), Kepulauan Aru (43), dan Maluku Tenggara (34). Wagub Vanath menekankan beberapa prioritas, yaitu penguatan komitmen daerah menuju eliminasi HIV/AIDS 2030, peningkatan edukasi masyarakat untuk menghilangkan stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA), dan optimalisasi peran komunitas serta organisasi populasi kunci dalam pendampingan dan penjangkauan.
Pihak Pemprov Maluku juga menekankan pentingnya peningkatan layanan kesehatan berbasis gugus pulau, serta pembentukan sekretariat atau tim penanggulangan HIV/AIDS di seluruh kabupaten/kota untuk memperkuat koordinasi program. Wagub Vanath menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penanggulangan HIV/AIDS di daerah itu dan menetapkan tekad untuk bekerja bersama menyelamatkan masyarakat Maluku dari ancaman epidemi HIV/AIDS.
Dalam laporan baru yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Maluku, tercatat 556 kasus baru HIV/AIDS di wilayah tersebut selama periode Januari-November 2025. Kota Ambon menjadi pusat kepadatan kasus, dengan sebaran tertinggi di kota ini yaitu 259 kasus.
Menurut Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, setiap bulan Dinkes Provinsi Maluku menerima laporan tentang kasus baru yang ditemukan. Ia menjelaskan bahwa rata-rata kasus baru yang ditemukan setiap bulan adalah sekitar 45 kasus, atau lebih dari satu kasus per hari.
Penanggulangan HIV/AIDS di Maluku menjadi prioritas utama, karena penularannya tidak hanya terbatas pada kelompok risiko tinggi, tetapi juga telah masuk ke lingkungan keluarga dan anak-anak. Kasus 77 persen dari total kasus yang ditemukan ada pada kelompok usia produktif 15-39 tahun, menjadi ancaman serius terhadap kualitas sumber daya manusia dan potensi terjadinya "lost generation".
Selain Kota Ambon, temuan kasus baru Januari-November 2025 juga didominasi oleh Kepulauan Tanimbar (57 kasus), Maluku Tengah (52), Kepulauan Aru (43), dan Maluku Tenggara (34). Wagub Vanath menekankan beberapa prioritas, yaitu penguatan komitmen daerah menuju eliminasi HIV/AIDS 2030, peningkatan edukasi masyarakat untuk menghilangkan stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA), dan optimalisasi peran komunitas serta organisasi populasi kunci dalam pendampingan dan penjangkauan.
Pihak Pemprov Maluku juga menekankan pentingnya peningkatan layanan kesehatan berbasis gugus pulau, serta pembentukan sekretariat atau tim penanggulangan HIV/AIDS di seluruh kabupaten/kota untuk memperkuat koordinasi program. Wagub Vanath menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penanggulangan HIV/AIDS di daerah itu dan menetapkan tekad untuk bekerja bersama menyelamatkan masyarakat Maluku dari ancaman epidemi HIV/AIDS.