Bolmong, Sulawesi Utara - Desa-desa di sekitar Kabupaten Minahasa Selatan (KMS) yang akan menjadi titik pengumpulan air utama untuk irigasi di daerah ini masih tidak memiliki rencana pengelolaan lahan yang jelas. Hal ini ditambahkan dengan ketidakpastian soal revisi tata ruang wilayah (TRW) yang akan membentuk kesiangan dan kebijakan pemerintah terkait pembangunan irigasi di daerah ini.
Saat ini, pengembangan pembangunan irigasi utama Bolmong masih dalam tahap perencanaan. Meskipun demikian, beberapa masyarakat setempat yang bertani telah menyatakan bahwa mereka tidak memiliki informasi tentang bagaimana proyek ini akan mempengaruhi lahan dan kehidupan sehari-hari mereka.
"Proyek irigasi di Bolmong ini sangat penting bagi kami untuk meningkatkan produksi pertanian, tetapi kami khawatir tidak tahu bagaimana rencana ini akan menyebarluas," katanya Rudi P., salah satu warga desa yang ditemui di Minahasa Selatan.
Saat ini, pihak pengelola proyek tersebut masih dalam proses revisi TRW untuk mengantisipasi dampak proyek irigasi. Namun, banyak yang berpendapat bahwa rencana TRW yang dibuat belum mencakup semua faktor yang perlu dipertimbangkan.
"TRW yang dibuat belum melibatkan warga setempat secara menyeluruh, sehingga kami khawatir tidak ada perspektif yang sebenarnyanya dari masyarakat," katanya Sitti R., anggota Komite Desa Bolmong.
Saat ini, pengembangan pembangunan irigasi utama Bolmong masih dalam tahap perencanaan. Meskipun demikian, beberapa masyarakat setempat yang bertani telah menyatakan bahwa mereka tidak memiliki informasi tentang bagaimana proyek ini akan mempengaruhi lahan dan kehidupan sehari-hari mereka.
"Proyek irigasi di Bolmong ini sangat penting bagi kami untuk meningkatkan produksi pertanian, tetapi kami khawatir tidak tahu bagaimana rencana ini akan menyebarluas," katanya Rudi P., salah satu warga desa yang ditemui di Minahasa Selatan.
Saat ini, pihak pengelola proyek tersebut masih dalam proses revisi TRW untuk mengantisipasi dampak proyek irigasi. Namun, banyak yang berpendapat bahwa rencana TRW yang dibuat belum mencakup semua faktor yang perlu dipertimbangkan.
"TRW yang dibuat belum melibatkan warga setempat secara menyeluruh, sehingga kami khawatir tidak ada perspektif yang sebenarnyanya dari masyarakat," katanya Sitti R., anggota Komite Desa Bolmong.